Kiblat
dari jalur pandang umat sekarang sudah di akhir masa. seakan tidak ada
lagi kesempatan untuk hidup sejahtera. ironis sekali bila ini di katakan
bahwa hal ini adalah akhir dari sebuah perjalanan dari sebuah negri
yang katanya kaya akan harta. yang katanya bahkan kail dan jala itu
cukup untuk menjamin kehidupan. namun apa realita yang kita hadapi
sekarang ini? jika bicara masalah dari kiblat spiritual
dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhannya maka itu adalah kendali
tuhan. namun, jika bicara masalah kiblat kehidupan umat tentu seorang
pemimpim lah yang mengatur arahnya. umat itu bagaikan perahu. kemana
arah yang akan di tuju itu adalah tugas nakhoda. akankah perahu tersebut
menuju arah yang benar atau arah yang salah. logikanya, ketika perahu
itu di jalankan maka sang nakhoda akan membutuhkan dayung atau kemudi
(demokrasi) sebagai media untuk menentukan arah dari perahu tersebut.
nah, realitanya... hal ini terjadi di negri ini. walaupun benar jika
nakhoda nakhoda yang memegang kendali atas perahu (baca:umat) saat ini
adalah orang - orang yang bijak, namun sayang, mereka terlalu membijak
sehingga mereka menjadi linglung dan kehilangan arah. sebenarnya,
kehilangan arah ini hampir 70% datang bukan dari diri nakhoda tersebut.
tapi ianya datang dari media yang dia gunakan yaitu dayung/kemudi yang
penuh kecacatan di mana mana. nakhoda adalah korban dari sistem. kemelut
dari umat telah jauh merambah ke berbagai substansi subtansi yang
sebenarnya belum pantas untuk di sentuh ataupun tersentuh. telaah
terhadap sistem sudah acap kali di lakukan. namun itu hanyalah sebuah
bualan belaka di balik kepentingan semata. kemana kiblat umat negri ini
sekarang? negri yang konon namanya adalah INDONESIA. yang konon sudah
merdeka secara universal sejak kurang lebih 60 tahun yang lalu.
bullsyitlah semua itu. karna kita sebagai bangsa yang baik adalah bangsa
yang menyadari kenyataan dan mengiringi kenyataan tersebut dengan
tindakan. dan kenyataanya. indonesia memang sudah merdeka memang sudah
secara universal, tapi indonesia tidak merdeka terhadap sistem dan
penguasaan hedonis yahudi keparat. kini, setelah kita tahu hal itu, apa
tindakan yang akan kita lakukan? akankah kita mau di kendalikan oleh
nakhoda dengan kemudi/dayungnya yang penuh kecacatan di mana mana? saya,
anda, dia dan mereka semuanya.. mari katakan tidak untuk hal tersebut..
ingat kita bukanlah boneka. kita bukanlah orang yang terlahir untuk
menjadi budak di negri sendiri, terlebih lagi itu adalah menjadi budak
hedonis yahudi yahwe.
dayung/kemudi yang penuh kecacatan (demokrasi) sudah sepantasnya untuk di musnahkan. dan kita gantikan kepada kemudi/dayung yang menjadi jati diri negri ini yang sebenarnya. yang sudah lama terasingkan oleh carut marut keangkuhan kehidupan yaitu musyawarah mufakat. saatnya meletakkan kebenaran pada tempatnya. saatnya kita bangkit. saatnya kita berevolusi...!
salah seorang dari orang bijak pemikir bangsa saat ini yang bernama rudy tanjung mengatakan " evolusi ini tidaklah di katakan tepat waktu. karna kita ini sedang berada di tanjakan untuk mendaki. akan tetapi ini adalah waktu yang tepat untuk berevolusi. karna jika tidak sekarang kapan lagi? akankah kita mau mewariskan kehancuran kepada anak cucu kita?.."
Well, it is worth to reflect when it comes to, Mau kemana sih, loe..
MERDEKA IMPIAN , RIAK OMBAK KEBENARAN.
MERDEKA... MERDEKA... MERDEKAA....
dayung/kemudi yang penuh kecacatan (demokrasi) sudah sepantasnya untuk di musnahkan. dan kita gantikan kepada kemudi/dayung yang menjadi jati diri negri ini yang sebenarnya. yang sudah lama terasingkan oleh carut marut keangkuhan kehidupan yaitu musyawarah mufakat. saatnya meletakkan kebenaran pada tempatnya. saatnya kita bangkit. saatnya kita berevolusi...!
salah seorang dari orang bijak pemikir bangsa saat ini yang bernama rudy tanjung mengatakan " evolusi ini tidaklah di katakan tepat waktu. karna kita ini sedang berada di tanjakan untuk mendaki. akan tetapi ini adalah waktu yang tepat untuk berevolusi. karna jika tidak sekarang kapan lagi? akankah kita mau mewariskan kehancuran kepada anak cucu kita?.."
Well, it is worth to reflect when it comes to, Mau kemana sih, loe..
MERDEKA IMPIAN , RIAK OMBAK KEBENARAN.
MERDEKA... MERDEKA... MERDEKAA....
0 komentar:
Posting Komentar