Tanaman
cabai (Capsicum sp) diperkirakan ada sekitar 20 spesies
yang sebagian besarnya tumbuh di tempat
asalnya, Amerika. Diantaranya yang sudah akrab dengan kehidupan manusia yaitu
diantaranya:
1. Cabai Besar, yang termasuk
ke dalam spesies ini adalah cabai
merah, cabe hijau, cabai dieng, dan paprika.
2. Cabai Kecil atau Cabe Rawit
3. Capsicum baccatum
4. Capsicum pubescens
5. Capsicum chinense
6. Dan jenis lainnya
Morfologi/botani
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili
terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan
sekitar 2.000 spesies
Syarat Tumbuh
Tanaman
cabe dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, seperti grumusol, andosol,
regosol, alluvial, dan litosol. Pada prinsipnya tanah yang sesuai untuk tanaman
cabe adalah tanah yang gembur dengan pH 5.5 – 6.8
Suhu
Suhu rata-rata yang baik untuk
pertumbuhan tanaman cabe adalah 18 – 30 °C, namun suhu yang benar-benar optimum
adalah 21 – 28 °C. Untuk cabe besar, suhu rata-rata yang optimal yaitu 21 – 25
°C sementara untuk fase pembungaan memelukan suhu 18.3 – 26.7 °C. Suhu
rata-rata yang terlalu tinggi dapat menurunkan jumlah buah. Suhu di atas 32 °C
dapat mengakibatkan tepung sari menjadi tidak berfungsi.
Curah hujan
Tanaman cabe dikenal dengan
sebagai tanaman yang tidak begitu tahan terhadap curah hujan tinggi.
Walaupun cabe tidak menyukai curah hujan tinggi namun cabe menghendaki
kelembaban yang tinggi.
Ketinggian tempat, kelembaban dan
intensitas penyinaran
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, Pada umumnya cabe ditanam pada dataran rendah
sampai ketinggian 2000 meter dpl dengan
kelembaban yang tidak terlalu tinggi. .
Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0
sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi.
Fase Persemaian ( 0-30 Hari)
1. Persiapan Persemaian dalam polibag.
· Arah
persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
· Media
tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring,
perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai
dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang
dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun
pisang.
2. Penyemaian
· Sebelum
benih cabe disemaikan dalam polibag, terlebih dahulu benih direndam dalam air
semalaman atau direndan pada air hangat-hangat kuku selama lebih kurang 6 jam.
· Biji
cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk
kandang matang yang telah disaring.
· Semprot
POC NASA dosis 1-2 tutup/tangki umur 10, 17 hari setelah semai (HSS)
· Penyiraman
dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.
Pengolahan media tanam
Persiapan Lahan
·
Tanah
dicangkul dan dibuat bedeng berukuran 1,2 m x 30 m. Tinggi bedeng 30 cm. Jarak
antar bedeng 60 cm, digunakan sebagai tempat pemeliharaan
·
Di
atas bedengan taburi dengan pupuk kandang 20 ton/ha dan kapur (bila tanah
terlalu masam) 1000-1200 ton sampai pH 6-6.5, kemudian diaduk dengan tanah
sampai rata
·
Taburi
pupuk dasar Urea, SP36, dan KCL sesuai dengan dosis
·
Rapikan
kembali bedengan dan tutup dengan mulsa plastik Hitam Perak dan kunci mulsa
plastik agar tidak sobek terbawa angin.
Teknik penanaman
1. Pemilihan
Bibit
· Pilih
bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
· Bibit
memiliki 5-6 helai daun (umur 21 – 30 hari)
2. Cara
Tanam
· Waktu tanam pagi atau sore hari , bila
panas terik ditunda.
· Plastik polibag dilepas dengan cara
menyilet melingkar bagian bawah, lalu tarik plastic ke atas. Kemudian pindahkan
ke lubang tanam yang telah dipersiapkan sebelumnya.
· Setelah penanaman selesai, tanaman
langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.
3. Penanaman
·
Lubangi
plastik dengan diameter 10 cm pada jarak tanam (jika menggunakan mulsa plastic)
·
Jarak
tanam yang dipakai adalah double row (dua baris tanaman) per bedengan dengan
jarak 60 antar bedengan dan 50 cm atan tanaman dalam baisan.
·
Sebelum
penanaman dilakukan penyiraman bedengan (di leb) sedalam 25-30 cm
·
Penanaman
dilakukan pada bibit yang sudah berumur 4-5 minggu, atau sudah mempunyai 3-5
helai daun
·
Satu
lubang tanam diisi satu bibit.
·
Pemindahan
secara hati-hati jangan sampai akar atau daunnya rusak.
Pemeliharaan
Penyulaman. Penyulaman dilakukan untuk tanaman yang mati atau tidak sehat
dengan bibit baru yang umurnya lebih kurang sama. Penyulaman dilakukan 1 – 2
minggu setelah tanam. Pengajiran/kayu
penyangga, dilakukan bersamaan dengan penyulaman. Ajir dibuat dari kayu
dengan panjang lebih kurang 1 m yang ditancapkan 10 cm dari tanaman mengarah ke
luar dengan kedalaman lebih kurang 30 cm. Pengikatan tanaman pada ajir
dilakukan 3 minggu setelah tanam dengan tali rafia agar tidak roboh. Perempelan/pewiwilan. Semua
tunas air di bawah cabang pertama demikian juga bunga I dan II setelah cabang
pertama harus dirempeli. Bunga dan cabang berikutnya baru dipelihara. Penyiraman, dilakukan sesuai
dengan kebutuhan air tanaman. Jika panas dan kering, penyiraman dapat dilakukan
pada pagi atau sore hari.
Pemupukan. Pemberian pupuk tambahan
dilakukan 2, 4, 6, 8 minggu setelah tanam. Cara pemberian dengan
melingkar di sekitar tanaman lebih kurang 5 – 7 cm dari
tanaman. Rekomendasi Pupuk untuk Cabe pada Tanah Mineral dengan
Tingkat Kandungan P dan K Sedang
H a m a
1.
Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun
bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di
bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yang ditemukan, semprot dengan BVR
atau PESTONA.
2.
Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan
bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna
keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah
daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu
teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi
penyebaran.
3.
Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna
kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun.
Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan
daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara
mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip.
Penyakit
1.Rebah
semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena
batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium
sp. & Rhizoctonia sp.
Cara pengendalian : tanaman yang terserang dibuang bersama dengan tanah,
mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan
tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
2.Embun
bulu, ditandai
adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yang
disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit
rebah semai.
3.Kelompok
Virus, gejalanya
pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul
lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit
terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
Pemanenan
· Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
· Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari
dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian
tempat dan cara budidayanya.
· Setelah pemetikan ke-3 disemprot
dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas,
dosis 500 cc/phn
Cara panen :
· Buah dipanen tidak terlalu tua
(kemasakan 80-90%)
· Pemanenan yang baik pagi hari setelah
embun kering
· Penyortiran dilakukan sejak di lahan
· Simpan ditempat yang teduh.
0 komentar:
Posting Komentar