Terbengkalai,
Stadion Utuma Riau yang Menjadi kebanggaan Masyarakat Riau.
Stadion Utama Riau di
Pekanbaru pernah dinominasikan sebagai salah satu stadion terbaik dunia oleh
situs www.stadiumdb.com
dan situs www.stadiony.com . Stadion yang dibangun dengan dana hampir 1 trilyun
rupiah tersebut memang terlihat megah dan mentereng dengan kapasitas 40 ribu
kursi penonton yang semuanya tertutup. Saya sendiri pernah merasakan kemegahan
stadion ini sewaktu Penyisihan Piala Asia U-22 tahun 2012 yang lalu. Stadion
Utama Riau ini, selain digunakan untuk pembukaan dan pertandingan sepakbola PON
tahun 2012, lalu juga pernah sekali dipakai untuk Pra Piala Asia U-22. Namun
setelah itu, stadion ini praktis tidak pernah difungsikan sama sekali sampai
saat ini. Kondisinya saat ini sungguh memprihatinkan, bahkan jaringan listrik
sudah diputus PLN karena tunggakan tagihan. PSPS yang pada waktu itu masih
bermain di ISL juga tidak menggunakan stadion utama Riau, namun lebih banyak bermain
di Bangkinang dan kalaupun bermain di Pekanbaru menggunakan Stadion Kaharuddin
Nasution.
Yang
paling menyedihkan lagi stadion yang menjadi kebanggaan masyarakat riau juga
dijadikan markas oleh geng motor pimpinan Klewang, saat ini kondisi Stadion ini
semakin menyedihkan. Kondisinya yang sepi dan gelap menjadikan kawasan ini
rawan kejahatan. Beberapa kali terjadi aksi penodongan dan perampokan terhadap
warga yang melintas di kawasan ini. Stadion utama riau yang seharusnya menjadi penunjang
prestasi olahraga Riau terutama sepak bolanya, sangat jauh dari harapan dan
tidak sesuai dengan fungsi idealnya, malah menjadi salah satu sarang geng motor
dan beberapa tindakan kriminal lainnya yang telah memakan korban, seperti
kejahatan penodongan yang di sertai penganiayaan yang sangat meresahkan
masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di lingkungan Stadio Utama Riau.
Namun sekarang stadion ini menyisakan masalah
yang belum tuntas antara pihak kontraktor dengan Pemprop Riau. Stadion ini
belum juga diserahterimakan oleh pihak kontraktor kepada Pemprov Riau karena
belum tuntasnya pembayaran. Stadion ini juga sudah memakan korban beberapa
anggota DPRD Propinsi Riau dan pejabat di Pemprop Riau akibat korupsi dana
pembangunan stadion dan sarana olahraga lainnya sewaktu persiapan PON 2 tahun
lalu. Akibatnya stadion ini menjadi tidak jelas siapa pengelolanya sehingga
menjadi terlantar seperti saat ini. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi
pihak-pihak terkait, aset negara yang bernilai hampir 1 trilyun ini menjadi tidak
terurus dan terancam menjadi besi tua. Pemerintah pusat melalui Menpora harus
mendorong Pemprop Riau untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Pemprop
Riau sendiri sepertinya kesulitan menuntaskan masalah ini karena banyaknya
kasus korupsi yang melibatkan pejabat Riau saat ini. Jangan sampai uang begitu
banyak yang keluar untuk membangun stadion yang begitu megah ini menjadi terbuang
sia-sia begitu saja. Pemprov Riau harus serius dalam menyelesaikan perkara ini
secepat mungkin. Salah satunya bisa juga melakukan kerja sama dengan pihak
suwasta, dan melakukan kesepakatan-kesepakatan tertentu dalam mengelolah
stadion utama riau agar tidak terbengkalai seperti saat ini. Karna ini adalah suatu
aset kebanggaan masyaratkat riau. Ketidak berdayaan Pemprov Riau dalam menangani masalah ini apa
karna takut terungkapnya indikasi korupsi lainnya yang belum terungkap sampai
saat ini, yang akan melibatkan pejabat-pejabat lain.
0 komentar:
Posting Komentar