Apakah blog saya membantu anda?

Apakah blog saya membantu anda?

Bantu saya untuk klik like ya...

Subscribe Now!

Sabtu, 21 Maret 2015

Novel Melankolis "This Is My Live - Putri Melitawati - Tegar Meski Tersisihkan




Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun,
Termasuk dengan cara menggunakan mesin fotokopi, tanpa izin yang sah dari penerbit
 

2014.117 SP
Putri Melitawati
TEGAR MESKIPUN TERSISIHKAN
 

Cetakan Pertama – 13 Oktober  2014
Hak Penerbitan Pada PT Arif S P Group Persada, Riau
Desain Cover oleh  Arif SP REKA Studio Grafis
Dicetak di Arif S P Pers


 
PT Arif S P Group Persada
Kantor Pusat :
Jl. Aur Kuning, No. 03, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau 28265
Tel          : -
 

I.      Undang – Undang No.19 Tahun 1992;

1)         Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1  atau pasal 49 ayat 1 dan ayat 2 dipidana penjara masing – masing paling singkat satu  (1) bulan  dan atau denda paling sedikit  Rp. 1.000.000,00 (Satu juta rupiah), atau penjara palimg lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda  paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Miliar rupiah).

2)         Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran suatu barang hasil hak  cipta atau terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidanakan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).



Daftar Isi



Daftar Isi                                                                     i

Sapa Penulis                                                                ii

Chapter One :
            It’s My Live’s Be Start                                        1

Chapter Two :
            Tersayang                                                        4

Chapter Three :
            Orang Paling Teraniaya                                    8
·         Masa kanak – kanak (MK)                          8
·         Masa Sekolah Dasar (SD)                            9
                                                                                                                      
Chapter Four :
            Pacar Atau Musuh                                            14
·         Masa Sekolah Menengah Pertama (SMP)                14

Chapter Five :
            Pendidikan Jatuh Cinta                                    17
·         Masa Sekolah Menengah Atas (SMA)                           17
·         Masa Kuliah                                                      23

Chapter Six :
            Yang Terpenting                                              32

Chapter Seven :
            Inspirasi On                                                    34

Chapter Eight :
            Berbagi Itu Menyenangkan                              35
           
Chapter Nine :
            Kupu  kupu                                                    38

Penutup                                                                     40


















Sapa  Penulis

S
egala puji dan syukur hanya bagi-Mu ya Rabb. Karena dengan hidayah-Mu, Engkau masih memberi kesempatan kepada siapapun termasuk diri ini untuk memperbaiki diri. Dengan rahmat-Mu, Engkau tutupi aib-aib diri ini. Dengan kebesaran-Mu, Engkau masih membiarkan diri ini melakukan apapun. Dan, dengan kasih sayang-MU, Engkau membiarkan pula diri ini menyelesaikan buku ini.
            Shalawat serta salam, semoga tetap tercurah pada junjungan dan pemimpin suri teladan kami, Nabi Muhammad Saw. Dan, juga pada keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya sampai ke akhir zaman.
            Ya Rabb, buku ini menjadi saksi perjalanan hidup dan pertobatan kelam masa silam. Kedepannya saya tidak tahu bagaimana perjalanan hidupp ini berjalan. Yang ada adalah hari ini, saya bertobat kepada-Mu atas kejahiliahan saya di masa silam dan masa depan yang akan saya jalani. Rasa syukur juga saya ungkapkan atas nikmat yang tidak henti-hentinya Engkau limpahkan kepada saya. Tidak layak saya menuliskan autobiografi saya ini. karena sesungguhnya Engkaulah yang menggariskan perjalanan hidup ini hingga saat ini. namun, bukankah Engkau pula yang mengingatkan, “Jangan Putus Rahmat”. Saya ingin Khusnul Khatimah. Saya tidak ingin berlama-lama apalagi pada kekelaman.
            Bila mengingat masa silam, sesak rasanya dada ini. tenggorokan selalu tersedak karena berpacu dengan tumpahan air mata. Air mata yang mengalir begitu saja tanpa bisa terbendungkan. Seakan tidak cukup sisa hari-hari untuk menerangi lorong-lorong gelap yang selalu menguntit dan membayang-bayangi. Tidak bisa semua ibadah menebus kekeliruan. Ampuni dan kasihani kami ya Rabb. Rahmat dan kasih sayang-Mu adalah yang kami harap.
            Diantara kelunya kata ma’af yang tidak berhenti ini, ada sisipan terima kasih yang harus saya utarakan. Wa bill Khusus untuk kedua orang tua saya yang sampai saat ini masih bersemangat untuk mengasihi dan menyayangi saya. Senantiasa ada disetiap saat, sejak diri ini dilahirkan sampai sekarang ini. saya mengerti ucapan terima kasih ini sama sekali tak membalaskan segala macam  bentuk pengorbanan yang telah dicurahkan oleh kedua orang tua saya selama ini. Untu keluarga besar, abang-abang, kakak-kakak, adik dan semua yang pernah mengenali saya, Terima kasih tidak terhingga karna sudah hadir dalam hidup saya. Dengan hadirnya kalian semua, kalian juga turut andil dalam perjalanan kehidupan saya hingga saat ini. Diantara masalah dan liku-liku perjalanan kehidupan yang tidak henti mendera. Akankah kalian bertahan? Ah, andai kita hidup di negri jiran. All of you are not the best. But really. You are Limited Edition, Best Of  The Best.
            Bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik, don’t be late, tunggu apa lagi. Bagi yang ingin mengutip suatu kalimat, silahkan dikutip. Bukankah ilmu akan semakin berkembang bila di tebar. Jika dilarang, maka yang bisa selamat dan bahagia hanyalah orang-orang pilihan Allah Swt seperti Nabi dan Rasul Serta Makhluk-makhluk pilihan lainnya.

                                                            Salam kasih,

                                                                       
Penulis


 




Chapter One :
It’s My Live’s Be Start

Nama lengkapku adalah Putri Melitawati. Aku sangat bersyukur kedua orang tuaku memberiku nama tersebut. Menurutku nama Putri Melitawati adalah nama yang indah. Kedua orang tuaku berharap dengan nama tersebut akan menjadi doa untukku supaya aku menjadi seorang wanita yang solehah yang selalu taat kepada Allah sebagai Tuhanku dan taat kepada kedua orang tuaku. Selain itu kedua orang tuaku juga berharap aku selalu diberi kenikmatan oleh Allah dalam setiap langkahku di dunia.
            Nama panggilanku adalah Mei. Namun, ada suatu kebiasaan di kos tempat tinggalku. Di mana setiap nama panggilan akan diubah untuk lebih mengakrabkan semua penghuni kos. Namaku Mei diubah menjadi Putri. Nama Putri diambil dari nama pertamaku. Menurut mereka agar lebih gaul dan mudah disebut, padahal menurutku sama saja, malah tambah ribet. Bukan hanya namaku saja yang diubah tetapi semua penghuni kos. Seperti misalnya temanku yang paling menyebalkan nama aslinya adalah Lela tetapi kami memanggilnya Nur Lek. Jadi jangan heran jika ada yang memanggilku Mei ataupun Putri. Aku selalu beranggapan apapun namaku itu merupakan berkah yang harus disyukuri.
            Saat ini saya masih tinggal bersama kedua orang tua dan abang/kakak serta adikku. Kami tinggal di desa kecil yang terletak di Tandihat tepatnya di Kabupaten Rokan Hulu. Tempat tinggal kami memanglah sebuah desa kecil yang memang cukup makmur. Dipimpin oleh seorang kepala desa yang bijaksana yang bernama Bapak Ali Imran,SE. Desaku cukup aman dan nyaman untuk ditempati. Desa Tandihat terletak di pinggir jalan Lintas Sumatera yang di sebelah Selatan dan Utara jalan terdapat Perkebunan Sawit yang terhampar. Sebagaian besar penduduk bermata pencarian sebagai petani perkebunan sawit. Baik itu milik pribadi, maupun milik perusahaan swasta serta milik negara.
            Sebenarnya jika boleh jujur ada yang tidak aku sukai dari desaku. Memang bisa dikatakan masyarakat di desaku tinggal adalah masyarakat yang tergolong makmur. Orang yang kayalah yang dihormati dan dikenal. Mungkin kata- kata itu memang benar. Seperti yang terjadi di desaku. Jika orang yang mempunyai kekuasaan dan kekayaan pasti akan dikenal dan dihormati. Dan orang- orang yang tidak mampu bersiap- siaplah untuk merasa terasing. Aku sendiri heran kenapa sebagian besar masyarakatnya seperti itu. Menurutku ini sangatlah tidak adil. Kita hidup dalam kebersamaan di sebuah desa kecil yang cukup makmur tetapi kenapa perbedaan tetap ada dan dipermasalahkan. Seperti yang pernah aku amati ketika Pak Dheku sedang berduka karena ibu beliau meninggal dunia terbukti orang yang datang melayat banyak. Bahkan ada satu tradisi di desaku yaitu jika ada orang meninggal maka pihak keluarga harus mengadakan tahlil selama tujuh hari. Hal ini terlihat pada saat Pak Dheku mengadakan tahlil di rumahnya selama tujuh hari tersebut selalu ramai selalu banyak orang yang datang untuk melayat. Tetapi beda halnya dengan tetanggaku ketika dia harus kehilangan orang yang dicintai. Pada saat pelaksanaan tahlil hanya sedikit orang yang datang mungkin hanya orang- orang di lingkungan sekitar saja yang datang. Dan maklum sajalah karena Pak Dheku adalah orang yang cukup kaya dan terpandang di desaku sedangkan tetanggaku hanyalah seorang petani biasa.
            Permasalahan tersebut membuat aku tidak nyaman untuk tinggal di sana. Akupun pernah berpikir jika besok aku tak akan menjadi masyarakat desa Tandihat lagi. Memang aku tidak suka dengan sistem masyarakatnya. Perangkat desa yang ada di desa Tandihat juga terlihat “gemedhe” kalau orang Jawa bilang.
            Hampir tidak ada hal yang istimewa dari tanah kelahiranku ini. Sepanjang mata memandang hanya terpapar sawit. Bahkan aku sempat berfikir, akan lebih pantas jika tempat tinggalku ini di ganti namanya menjadi kota sawit. Karena dimana – mana ada sawit. Mulai dari jalanan, perkebunan sampailah kepada areal rumah.
            Di Pekanbaru saat ini aku berada, tepatnya di jalan Gading Marpoyan. Aku tinggal di Perumahan Gading Marpoyan Blok D nomor 23. Aku tinggal disebuah rumah milik orang tuaku yang dijadikan tempat kos-kosan yang sederhana. Di sini aku tinggal bersama 8 temanku. Di kos ini aku menemukan sebuah keluarga baru. Sebuah keluarga yang tidak terdapat ikatan darah tetapi terdapat ikatan batin. Di sini kami merasa senasib sebagai anak rantau. Kekeluargaan sangat terasa jika tinggal di kos ini. Kenyamanan juga menjadi kesan pertama ketika tinggal. Meskipun aku jauh dari orang tua tetapi aku merasa aman di sini karena kita semua saling melindungi satu sama lain. Kekompakanpun jelas terlihat hal ini terbukti ketika kos mengadakan rutinitas kegiatan. Kami juga tidak membeda- bedakan dan tidak mempermasalahkan dari mana kami berasal.









Chapter Two :
Tersayang

Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara yang terlahir dari pasangan suami istri tujuh belas tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 06 juni 1997. Aku bersyukur sekali dilahirkan dari rahim seorang ibu yang memiliki sifat lemah lembut. Kedua orang tuaku begitu sabar menantikan kehadiranku di dunia karena aku lebih suka tinggal didalam rahim ibu. Hal ini terbukti dengan usia kehamilan ibuku sewaktu mengandung aku yang mencapai sebelas bulan.
            Kelahamilan ibu pada saat mengandung aku bisa dikatakan unik. Pada saat hamil ibu mengandungku selama sebelas bulan. Memang bisa dikatakan sangat aneh. Kata ibu dulu pada saat ibu hamil kakekku pernah berkata jika ibu hamil akan diadakan pagelaran syukuran di rumah. Tetapi meski ibu sudah hamil kakekku tidak segera melaksanakannya. Alhasil aku tidak mau keluar dari rahim ibuku. Baru setelah sebelas bulan pada suatu malam kakekku menggelar pagelaran Syukuran dan anehnya pada malam itu juga aku terlahir.
Ibuku bernama Sri Taurina. Ibuku adalah ibu terbaik diseluruh dunia. Beliau sangat menyayangi anak- anaknya. Tetapi saat ini aku merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Tak pernah kusangka sebelumnya ibuku menderita Sesak nafas. Dadanya sering sesak ketika dia banyak pikiran. Meskipun ibu mempunyai penyakit seperti itu ibu tidak pernah mengeluh sedikitpun. Itulah yang selalu membuatku belajar dari ibu yaitu selalu mensyukuri segala sesuatu yang ada di dalam diri kita. Satu lagi yang membuatku bangga kepada ibu. Beliau selalu rela berkorban demi keluarga misalnya saja ibu rela tidak makan asalkan keluarga bisa makan dengan kenyang. Pernah suatu ketika tiga belas tahun yang lalu saat perekonomian keluarga belum semapan sekarang, ibu membeli sate kambing untuk makan malam. Tetapi ibu tidak makan sate kambing segigitpun justru beliau hanya makan nasi dengan kecap sisa sate tersebut. Semua sate kambingnya diberikan kepada bapak, aku, abangku, kakakku serta adikku. Memang sungguh miris jika melihat ibu makan.
            Aku selalu berdoa untuk kesembuhan ibuku. Saya sangat berharap ibu kembali seperti dulu tidak sakit- sakitan terus. Satu yang pernah ibu katakan padaku yang membuatku benar- benar merasakan keharuan dan kesedihan yang begitu mendalam. Ibu ingin sekali membuatku menjadi orang sukses. Satu yang selalu ditakutkan ibu. Dia takut tidak bisa melihat kesuksesan yang diraih anak- anaknya kelak. Aku selalu berharap ibu akan selalu menemani setiap langkahku.
            Ibu mungkin beruntung memiliki pendamping seperti bapakku yang bernama Kliwon Suwarno. Meskipun bapak hanya petani biasa yang saat ini alhamdulillah sudah diangkat sebagai pegawai negeri swasta (PNS), tetapi bapak selalu berjuang untuk keluarga dan anak- anaknya. Bapak adalah seorang pekerja keras. Beliau mau melakukan apa saja supaya asap dapur terus mengepul dan biaya sekolah kami tetap lancar. Dulu bapak hanyalah seorang kuli. Dia berangkat dari pagi pulang sore begitu setiap harinya. Dan malamnya yang seharusnya digunakan sebagai waktu istirahat digunakan bapak untuk mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan kisah-kisah yang mendidik. Aku merasakan betapa lelahnya bapak dalam mencari nafkah untuk keluarga. Kegigihan dan kerja keras bapak menjadi pelajaran yang sangat berharga untukku. Tetapi Alhamdulillah sekarang bapak sudah tidak menjadi kuli lagi berkat kerja keras dan kegigihanya. Sekarang bapak sudah memiliki perkebunan sendiri yang lumayan banyak untuk orang kampung. Sekarang bapak tidak menyewa lahan lagi untuk digarapnya tetapi bapaklah yang menyewakan lahannya untuk orang lain. Sekarang Bapak memiliki 30 hektar yang dikelolanya sendiri dan 20 hektar lahan yang disewakan. Ditambah lagi sekarang bapak sudah diangkat menjadi PNS dengan penugasan di Dinas Pertanian Rokan Hulu setelah 30 Tahun mengabdi.
            Aku memiliki abang dan kakak yang ganteng serta cantik. Abangku yang merupakan anak pertama bernama Eddy Purwanto, yang kedua bernama Endra Istianto. Anak ayah yang ketiga adalah kakaku yang bernama Efitri Mayasari. Lebih dikenal dengan panggilan Efit. Mereka semua sangat sayang kepadaku. Walau terkadang aku sering kesal kepada mereka karna mereka sering meninggalkan aku sendirian sehingga aku tidak punya teman bermain. Aku juga memiliki seorang adik laki-laki yang sangat bandel. Dia bernama Sukma Rahmat efendi. Dia biasa dipanggil Rahmat. Saat ini dia sedang berada di kelas 1 di SMA Negeri 02 Rambah Hilir. Walaupun namanya Rahmat aku selalu memanggilnya Menyeng. Menyeng adalah anak yang sangat hiperaktif. Hampir tiap hari dia tidak pulang di rumah. Dia selalu bermain bersama teman- temannya. Jujur ketika aku kecil aku benci sekali dengan adikku karena aku takut kasih sayang dari kedua orang tuaku akan terbagi. Tetapi sekarang sudah tidak lagi. Rasa benci yang dulu ada sekarang berganti dengan rasa sayang yang tiada bandingnya selayaknya sayang dari sang kakak kepada sang adik.
            Kedua orang tuaku memang bukanlah dari orang yang mengenyam pendidikan tinggi. Ibu hanya lulusan SMA. Hanya ayah yang sedikit beruntung dapat menamatkan studi strata 1 pada jurusan pertanian tempo dulu. Walaupun demikian, mereka selalu mengutamakan pendidikan untuk anak- anaknya. Kedua orang tuaku terutama ibu begitu menggebu- gebu untuk menyekolahkanku di sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Meskipun kami hidup dalam kesederhanaan, orang tuaku selalu menyisihkan uang untuk keperluan pendidikan kami. Kedua orang tuaku juga mempunyai impian untuk menyekolahkanku sampai pendidikan tinggi. Aku juga selalu berharap semoga apa yang diimpikan kedua orang tuaku akan terkabul.
            Aku memang tergolong anak yang manja kepada orang tua. Orang tuaku dulu juga sering memanjakanku. Maklum lah karena aku adalah Putri Bungsu dalam keluarga. Orang tuaku juga harus menunggu lama untuk kehadiranku di dunia karna kehamilan ibu yang sampai sebelas bulan. Pada saat aku masih kecil segala yang aku inginkan pasti dituruti. Meskipun pada saat itu uang dari kedua orang tuaku bisa digolongkan pas- pasan tetapi mereka tidak menghiraukan hal tersebut yang terpenting dalam hidup mereka adalah kesenanganku. Pernah suatu ketika pada saat aku masih berumur enam tahun. Di desaku sedang dilaksanakan sebuah karya wisata ke Danau Toba. Pada saat itu aku ingin sekali ikut tetapi orang tuaku sudah tidak punya uang lagi karena uang mereka sudah digunakan untuk berobatku. Aku sempat dilarikan di rumah sakit karena lambungku mengalami infeksi. Pada saat itu aku tidak mau tahu dan aku selalu marah karena ingin pergi ke Yogyakarta. Kemudian orang tuakupun terpaksa harus berhutang kepada pak dheku untuk membayar karya wisata tersebut. Jika aku ingat masalah tersebut sungguh rasanya sedih sekali. Betapa jahatnya aku kepada orang tuaku. Aku hanya ingin kesenangan saja tanpa tahu bagaimana kondisi kedua orang tuaku. Andai aku dapat kembali kemasa lalu tak akan aku biarkan kedua orang tuaku harus terbebani karena aku. Aku akan lebih memilih tidak ikut karya wisata tersebut.
Dulu aku selalu takut jika harus bepergian tanpa orang tuaku. Kemanapun aku berada orang tua harus ada di sampingku menemaniku. Jika aku bermainpun ibu harus ada menemaniku.


Chapter Three :
Orang Paling Teraniaya
Masa Kanak-kanak (MK) – Masa Sekolah Dasar (SD).

@Masa Kanak-Kanak (MK) :
Banyak kejadian yang pernah aku alami sewaktu masih masa kanak - kanak (MK). Mulai dari kejadian yang paling menyedihkan hingga kejadian yang paling memalukan. Dimulai dari kejadian yang paling menyedihkan dulu waktu MK aku pernah jatuh hingga gigiku harus tanggal. Ketika itu aku sedang bermain prosotan aku sempat terjatuh dengan kepala berada di bawah. Dan dalam kejadian tersebut aku harus rela satu gigiku tanggal. Jika soal jatuh tak hanya kali ini saja. Selain itu akupun pernah terjatuh ketika acara jalan santai bersama teman- teman satu Desa. Sewaktu itu aku memakai sepatu yang bertali. Di tengah jalan tali sepatu yang aku pakai lepas dan tidak sengaja aku menginjaknya. Dan akupun terjatuh tengkurap di jalan. Kedua telapak tangan dan kaki ku berdarah terkena kerikil- kerikil yang ada di jalan. Itu adalah bebarapa pengalaman yang menyedihkan sewaktu aku MK.
Ada kebiasaan aneh yang membuatku sedikit berbeda dengan anak-anak yang lainnya. Aku adalah anak super lucu dan aneh. Betapa tidak, saat kecil aku mempunyai kebiasaan yang sangat aneh yaitu mencium bulu kucing. Kucing tersebut bernama Ciling yang tentunya adalah kucing kesayanganku. Karena kebiasaanku yang aneh ini menyebabkan aku menjadi ketergantungan dan kemudian membawa efek samping bagi diriku sendiri. Diriku terserang penyakit Sesak nafas, Tipus dll. Kebiasaan burukku ini terus berlanjut sampai kemudian ibu membuang kucing kesayanganku tersebut. Andai bisa kuunkapkan kesedihan ku saat itu. Entahlah..
Setelah ibu membuang kucing kesayanganku, aku mencari akal bagaimana agar aku bisa melanjutkan kebiasaanku tersebut. Jika tidak seperti ada yang kurang didalam hidupku ini. Berbagai cara aku coba dan kemudian cara yang paling aku suka adalah dengan membuat guntingan kecil pada kain perca dengan ukuran ytang sangat kecil. Aku memainkan kain itu ke hidungku seperti saat aku mencium bulu kucing. Setaip ada bahan baju yang lembut, pada bagiuan ujungnya pasti aku gunting dengan ukuran yang sangat halus seperti bulu. Dan lebih parahnya lagi aku memberi nama pada kain perca hasil buatanku itu dengan nama Kul-kul. Dengan kul-kullah aku melanjutkan hidupku. Lucunya, kemana aku pergi, kul-kul selalu aku kalungkan di leher seperti syal. Jika aku sudah memainkan kul-kul pada hidungku maka aku akan mudah tertidur. Tidak perduli dimanapun aku berada dan kapanpun waktunya aku pasti tertidur.

@ Masa Sekolah Dasar  (SD) ;
            Setalah umur lima tahun aku ingin ikut kakak dan abangku bersekolah. Karna aku merasa sangat jenuh bila sendirian di rumah. Sebenarnya orang tuaku berat hati untuk mengizinkan, namun aku terus merengek dan memaksa untuk tetap bersekolah. Akhirnya orang tuaku membolehkan aku untuk sekolah. Saat itu tak ada kata yang bisa ku ungkapkan akan bagaimana bahagianya aku. Aku melanjutkan di SD 02 Negeri Tambusai. Pada awal-awal kelas satu prestasiku tidak begitu menonjol. Aku hanya dapat ranking lima. Baru kemudian pada awal kelas tiga hingga kelas enam prestasiku sudah mulai terlihat. Pada awal kelas tiga hingga kelas enam aku selalu mendapat ranking satu maupun dua. Pada saat SD aku mempunyai banyak pengalaman.
Berbagai lomba pernah aku ikuti meskipun jarang sekali mendapatkan juara. Aku pernah mengikuti lomba siswa teladan pada saat kelas lima. Pada saat lomba tersebut aku mendapatkan teman baru. Kami begitu akrab meski baru pertama bertemu. Dia bernama Sinta. Orangnya cantik dan baik. Pada saat itu dia memiliki rambut yang panjang. Dan pada saat pengumuman lomba ternyata temanku Sinta tersebut mendapat juara satu sedangkan aku masuk tiga besar saja tidak. Memang Sinta adalah anak yang cerdas terbukti kemarin waktu aku bertemu dengannya ternyata dia sekarang kuliah disalah satu Universitas di Jerman. Memang sungguh hebat sekali dia. SMAnya-pun merupakan salah satu SMA terbaik di Indonesia yaitu SMA Taruna Nusantara Semarang.
            Selain lomba siswa teladan aku juga pernah mengikuti lomba IPU atau ilmu pengetahuan umum. Lomba baca puisi juga pernah aku ikuti. Pada saat lomba IPU prestasiku lumayan walau hanya mendapat juara tiga tapi setidaknya masuk tiga besar. Tetapi pada saat lomba puisi aku tidak mendapatkan juara. Maklumlah suaraku memang begitu keras. Tetapi yang sampai sekarang aku bingungkan bagaimana bisa guruku memilihku untuk mengikuti lomba baca puisi sedangkan suaraku pada saat itu pas- pasan.
            Saya pernah merasakan kecewa waktu SD karena aku ingin sekali lomba pesta siaga sewaktu kelas lima. Sebenarnya guru- guruku menginginkan aku ikut tetapi karena umurku sudah melampaui batas umur untuk ikut lomba tersebut. Sedih sekali rasanya tetapi kesedihanku terobati dengan aku diikutkan lomba pramuka untuk golongan penggalang. Dalam perlombaan tersebut dari sekolahku diwakili oleh 10 putra dan 10 putri. Dalam pramuka tersebut terdapat lomba pentas seni dan dari sekolahku menampilkan tarian menuju puncak. Dalam tarian tersebut kami mengikuti gerakan pada salah satu ajang pencarian bakat menyanyi disalah satu stasiun televisi swasta. Pada saat mengikuti perlombaan tersebut dengan semangat kami menari tetapi ada satu yang kami sesali karena kami tidak begitu kompak dalam menampilkannya.
Malampun semakin larut, dan ini adalah saatnya kami harus tidur. Rasanya begitu capek sekali. Kami juga harus berbagi tempat dalam tenda dengan teman- teman sekelompokku. Tidur berdesak-desakan dan hanya beralasakan tikar merupakan hal yang paling berkesan. Pada saat tidur ada- ada saja hal yang diperbuat oleh teman- temanku. Salah satu dari mereka ada yang kentut. Sontak kamipun tertawa bersama. Pada saat tidurpun ada hal yang paling memalukan yang aku lakukan. Pada saat tidur aku bermimpi sedang pentas menari menuju puncak dan alhasil akupun mengigau. Dengan gerakan yang tidak begitu jelas aku tidur sambil menari. Salah satu dari guru pendampingku melihatnya dan yang lebih parah beliau merekam semua igauanku. Dan keesokan harinya pada saat kami sedang bersiap- siap untuk pulang beliau memperlihatkan hasil rekaman igauanku. Dan teman- teman yang lainpun ikut menonton mereka tertawa bersama dan malu tentu saja aku dapatkan.
            Pada saat SD menurutku aku adalah orang yang paling teraniaya di dunia. Karna aku harus menghadapi guru – guru yang sangat kejam bagiku. Aku juga harus menhadapi mata pelajaran yang sangat tidak aku sukai. Matematika, yaa.. matematika adalah pelajaran yang sangat aku benci. Pernah suatu ketika aku diberikan tugas yang sama sekali tidak aku pahami. Ku putuskan untuk bertanya pada ibu, namun  ibu juga tidak mengerti. Kemudian aku bertanya pada ayah. Ayahpun menjelaskan. Mungkin otakku ini telah mati untuk matematika hingga akupun tak kunjung mengerti dan hal itu menyebabkan ayah emosi. Ayah memukulkan pensil kepadaku sampai patah dua. Setalah kejadian itu, tak pernah lagi kutanyakan pada ayah bila ada tugas. Aku trauma. Sempat aku terpikirkan untuk iri kepada kakakku yang cantik. Kakakku efit adalah anak yang smart, hal ini dia buktikan dengan mendapatkan juara umum di sekolah. Tapi di sisi lain aku juga merasa bangga memiliki kakak yang sepintar dia. Selain itu, aku jura merasa  teraniaya apabila hampir semua teman laki- lakiku memusuhiku. Mereka memang tidak suka jika aku berhasil. Segala keusilan pernah aku dapatkan di kelas. Pernah suatu ketika pada saat aku kelas lima teman- teman menempelkan permen karet di bangkuku. Dan alhasil permen karet tertempel di rokku. Bukan hanya itu saja keusialan mereka. Pada saat aku sedang ada pelajaran olahraga. Seperti biasa saat pelajaran olahraga aku harus menyopot sepatuku. Dan pada saat setelah selesai olahraga ternyata kaos kakiku hilang satu. Ternyata kaos kakiku diumpetkan oleh salah satu temanku. Alhasil aku tidak memakai kaos kaki pada saat sekolah. Itu adalah contoh sebagian kecil dari keisengan mereka.
            Saat aku SD aku sudah mengerti antara teman sejati dan teman bohongan. Aku memiliki seorang teman bernama Dewi. Dia memang sainganku dalam berprestasi. Sebenarnya kita masih saudara. Dihadapanku dia sangat baik kepadaku tetapi dibelakangku dia bersikap tidak senang padaku. Ketika ada permen karet dikursiku ternyata dia juga ikut menaruh permen karet tersebut. Entah kenapa dia membenciku seperti itu. Sampai sekarangpun dia seperti masih mempunyai dendam kepadaku terbukti jika kita berpapasan di jalan dia tidak pernah mau menyapa.
            Apalagi kemarin aku sempat ada masalah dengan dia. Ternyata Dewi dari kecil dulu hingga sekarang suka dengan temanku yang bernama Wawan. Wawan adalah teman baikku. Dia juga masih anak dari kerabat keluargaku. Wawan memang dekat denganku kami begitu akrab. Waktu kecil kita sering bermain bersama di rumahku. Ketika aku berada di kelas tiga SMA aku begitu akrab dengan Wawan. Dan dia bilang kepada Wawan bahwa dia suka dengan Wawan. Tetapi Wawan bilang jika dia suka denganku. Mungkin karena itulah sekarang dia tidak menyukaiku. Padahal aku merasa tidak mempunyai masalah dengannya. Aku selalu berharap kami akan baikan, kami kembali seperti dulu. Sewaktu kecil kami sering bermain bersama. Mulai dari bermain boneka, bermain masak- masakan, bermain sepeda, dan berdandan selayaknya artis. Sewaktu kami belum bisa bersepeda, kami sering berlatih bersama. Dewi mempunyai sepeda kecil sekali, aku sering meminjamnya untuk berlatih karena sepedaku terlalu besar. Jujur saat ini kangen sekali dengan kebersamaan itu.
            Dibalik teman- teman yang memusuhiku aku beruntung mempunyai teman- teman yang baik kepadaku. Teman- teman tersebut adalah Yuli, Dwi, dan Nur. Kami memang bersahabat sejak kecil. Meraka sangat baik kepadaku. Sampai sekarangpun kita masih berteman dengan baik. Sekang temanku yang bernama Nur dan Dwi sudah mempunyai suami dan mempunyai anak. Tinggal aku dan Yuli yang masih menjomblo.
            Sebenarnya tidak semua teman laki- lakiku kejam padaku. Ada tiga temanku yang bernama Santo, Wawan, dan Ricky. Kami sering sekali belajar kelompok bersama. Setiap hari aku, Dwi, Nur, Santo, Wawan, dan Ricky sering ke rumah Yuli untuk belajar kelompok sambil bermain dan mencari buah kersen. Rumah Yuli memang tempat yang paling nyaman. Rumahnya penuh pohon- pohon dan banyak sekali pohon kersen di sana sehingga membuat suasana menjadi nyaman. Kebersamaan kami begitu erat setiap hari setelah pulang sekolah pasti kita berkumpul di sana. Sampai sekarang kami masih begitu akrab tetapi sayang temanku yang bernama Santo sudah berubah. Dia sudah agak sombong jika bertemu saja dia sama sekali tidak menyapa.
            Sebenarnya aku bukanlah anak yang hiperaktif seperti adikku si Rahmat. Jauh dalam kepribadianku aku adalah anak yang pendiam. Aku hanya bicara seperlunya. Dan kebanyakan aku berbicara adalah saat di kelas. Walaupun demikian bukan aku tidak berbicara dengan teman-temanku. Aku juga cukup banyak berbicara dengan teman-temanku. Bahkan jika temanku itu adalah orang yang aku sukai dalam berteman aku akan menjadi anak yang cerewet. Aneh Bukan?? Tapi itulah aku apa adanya. Aneh tapi nyata.
            Dalam berteman aku cukup selektif. Aku tidak berteman dengan sembarangan orang. Aku terlalu takut jika nanti aku terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik. Alhasil karna sifatku yang selektif aku jadi tidak mempunyai banyak teman. Tetapi aku bersyukur, walaupun aku tidak mempunyai banyak teman, tetapi aku mempunya beberapa sahabat sejati yang sangat baik dan supel. Walaupun kini kami berjauhan tetapi komunikasi kami tetap terjalin. Memang benar jika ada yang bilang persahabatan bagai kepompong meskipun sekarang kita sudah berubah dewasa namun persahabatan akan tetap menjadi persahabatan yang tak akan pernah musnah dimakan usia.














Chapter Four :
                             Pacar Atau Musuh
Masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ;

            Setelah lulus dari SD kebetulan aku, Ricky, Yuli dan Dewi bersekolah di tempat yang sama yaitu di SMPN 2 Tambusai. Dan kebetulannya lagi aku dan Dewi satu kelas. SMPku merupakan salah satu SMP favorit di kota kabupaten Rokan Hulu. Pada saat aku SMP, SMPku sudah memilki predikat sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Memang sekolahku tergolong sekolah elit. Kebanyakan teman- temanku adalah anak orang kaya, pejabat, dan pengusaha sukses. Semua peserta didik juga memilki kemampuan yang sangat baik. Rata- rata teman- temanku pintar. Pada saat awal masuk di sana jujur saja aku sedikit minder karena aku bukanlah siapa-siapa. Aku bukanlah anak orang yang berdasi dan bukanlah anak dari saudagar kaya. Tetapi dengan seiringnya waktu aku mulai terbiasa dengan kondisi tersebut. Ternyata teman- temanku baik. Mereka tidak memandang siapa kita.
Pada awal aku masuk SMP dunia begitu asing menurutku. Aku bertemu dengan orang- orang baru yang tak aku kenal sebelumnya. Pada kelas VII aku di kelas VII C yang diwali kelasi oleh ibu Tri yang mengampu mata pelajaran ekonomi. Beliau adalah wali kelas yang baik. Selalu memperhatikan anak- anak di kelas. Di SMP  kelas satu prestasiku justru menurun.
Di kelas tujuh aku memiliki seorang teman yang bernama Ade. Nama lengkapnya Ade Tegarindra. Dia merupakan setua kelasku. Dulu dia orangnya usil banget. Tiap aku mengerjakan tugas pasti diganggu. Pernah suatu ketika pada saat aku sedang mengerjakan mencatat pelajaran matematika tiba- tiba dia datang mendekatiku dan bolpoin yang aku gunakan direbutnya. Kamipun rebut- rebutan bolpoin pada saat aku ambil tidak sengaja bolpoin tersebut terkena pipinya hingga berdarah. Pada saat itu aku merasa bersalah sekali karena aku dia jadi terluka. Meskipun pernah seperti itu, dia tetap saja tidak pernah berubah. Setiap aku menulis pasti bolpoinku diambil dan pada saat aku sedang membaca pasti buku bacaanku diambilnya. Tetapi itu menciptakan suatu keakraban tersendiri bagi kita. Meskipun kadang aku jengkel karena tingkahnya namun aku tak pernah membencinya apa lagi dendam justru tertawa sendiri jika ingat tingkah konyolnya.
Pada saat kelas delapan aku berada di kelas VIII B. Kelasnya menurutku asyik juga. Di kelas delapan aku kembali menemukan teman- teman baru karena di kelas delapan kita di acak. Di kelas delapan aku sudah tidak satu kelas lagi dengan Ade. Itu tandanya hidupku akan tentram. Pada saat di kelas delapan prestasi belajarku sudah mulai meningkat. Walau aku tidak mendapat peringkat satu tapi setidaknya aku mendapatkan peringkat dua.
Masuk di kelas sembilan aku merasa kembali seperti saat SD ada beberapa temanku yang sering ngejailin aku. Mereka bernama Heri dan Ali. Setiap hari buku- bukuku mereka umpetkan. Tidak hanya itu saja bahkan buku- bukuku sering mereka corat- coret. Aku merasa sebel sekali kepada mereka bahkan aku pernah sampai menangis di kelas karena ulah mereka. Sampai sekarangpun jika aku bertemu dengan mereka rasanya ingin menonjok wajah mereka.
Di SMP kelas sembilan ini juga aku sudah mengenal apa itu cinta. Dari pertemuan yang tidak disengaja timbul suatu perasaan yang sulit diuraikan dengan kata- kata. Pada suatu hari ada suatu kebodohan yang aku lakukan. Teman SDku yang bernama Nur sedang jatuh cinta dengan seorang pria yang bernama Denit. Dengan inisiatif sendiri aku membuat surat cinta untuk si Denit. Tetapi niat ingin membantu mempersatukan mereka justru aku mempermalukan temanku sendiri. Surat yang aku beri kepada Denit justru disebarkan seseorang yang bernama Puji. Sejak itulah aku mengenal seseorang yang bernama Puji. Kesan pertama yang ada adalah menyebalkan.
Entah bagaimana ceritanya aku ditembaknya. Dia rela memutuskan pacarnya demi aku itulah yang membuatku berfikir untuk menerimanya. Enam bulan berlalu pacaran kamipun berjalan tanpa ada rintangan. Di awal yang bahagia namun harus berakhir dengan tragis. Ternyata dia tidak sesetia yang aku fikirkan. Di belakangku ternyata berkali- kali dia menghianati kepercayaanku. Dan yang paling menyedihkan ternyata selama ini aku hanya dijadikan taruhan bersama teman- temannya.
Sosok yang aku anggap sebagai malaikat yang selalu menghiasi dan mewarnai hari- hariku ternyata tak lebih dari seekor babi yang menjijikan. Dulu aku selalu beranggapan dia adalah orang yang sempurna. Karena ternyata dia pintar sekali. Dia selalu mendapat juara parallel di sekolahnya. Selain itu dihadapanku dia juga bersikap baik dan perhatian. Kini semua kenangan tentangnya sudah ku tutup rapat dalam memoriku dan tak pernah ku buka kembali. Aku akan membiarkan memori tentangnya berubah menjadi usah dan lenyap dimakan usia.
Kelas sembilan merupakan masa penuh kenangan. Pada saat ini kita harus merasakan perpisahan dengan teman- teman SMP yang selama tiga tahun bersama. Kesedihan pasti terasa pada saat akan ujian karena pada saat inilah sebentar lagi kita akan berpisah. Seiring dengan semakin mendekatnya ujian dan perpisahan terdapat suatu kegelisahan tersendiri di hatiku. Aku selalu berfikir apakah aku bisa mengerjakan soal- soal ujian? Dimanakah aku akan melanjutkan sekolahku?
















Chapter Five :                     
Pendidikan Jatuh Cinta
Masa Sekolah menengah Atas (SMA)  - Masa Kuliah

@ Masa Sekolah menengah Atas (SMA) 
Aku memang salah satu anak yang beruntung di saat siswa- siswa lain bingung mencari sekolah tetapi aku sudah tenang karena aku sudah diterima disalah satu SMA favorit di Kabupaten Rokan Hulu. Aku diterima di SMAN 2 Rambah Hilir. SMAN 2 Rambah Hilir merupakan salah satu SMA yang berpredikat sebagai sekolah berstandar internasional. Merupakan kebanggan tersendiri bagiku dan bagi orang tuaku aku bisa diterima di sana. Tetapi ada satu kekhawatiran tersendiri bagiku karena di SMAN 2 Rambah hilir merupakan salah satu sekolah yang memungut biaya mahal. Sedangkan orang tuaku hanya orang biasa yang biasa membiasakan hidup sederhana walaupun memang sebenarnya orang tuaku lebih dari mampu untuk itu.. Tetapi keteguhan dan keyakinan dari orang tuaku yang menuntunku untuk meneguhkan hati sekolah di sana.
Aku mendaftar di SMA ini bersama dengan 11 temanku. Mereka adalah Lintang, Ulin, Hida, Tika, Nia, Riski, Septian, Danar, Icha, Wahyu Nita ,Dewi dan Firla. Untuk dapat bersekolah di sana memang syaratnya cukup berat. Kami harus memiliki nilai rapor minimal rata-rata 75 dan kami juga harus mengikuti beberapa tes yaitu tes tertulis dan tes wawancara. Pada saat tes tertulis kami bertiga belas berangkat bersama karena memang jadwal kami tes bersamaan. Pada hari pertama saat tes tertulis rasanya deg-degan dan agak sedikit takut jika aku tidak diterima di sekolah ini. Pada hari itu pelaksanaan tespun berjalan dengan lancar  Dan di hari kedua kami tidak dapat mengikuti tes wawancara secara bersamaan karena memang pelaksanaan tes wawancara dilaksanakanan dua kali. Dan saya mendapatkan hari kedua pelaksanaan wawancara. Pada saat pelaksanaan wawancara begitu menegangkan. Bagaimana tidak pelaksanaan wawancara kita harus menggunakan bahasa Inggris sedangkan aku tidak begitu lancar  berbahasa Inggris. Saat- saat yang ditunggupun tiba namaku dengan urutan 49 dipanggil. Pada saat memasuki ruangan rasanya benar- benar jantungku bertabuhan. Akupun mencoba untuk tenang dan meningkatkan konsentrasi. Pada saat aku mengambil undian aku mendapatkan text report dalam teks ini aku menceritakan pengalamanku pada saat study tour di Pekanbaru. Dan dalam wawancara tersebut ada sedikit kekeliruan yang setiap saat aku pikirkan setelah wawancara. Pewawancara pertama bertanya padaku what do you buy tetapi aku mengira what do you by. Sehingga aku menjawab buy bus. Sontak kedua pewawancara yang mewawancaraiku tertawa. Tes wawancarapun selesai dengan perasaan yang tidak tenang karena kekeliruanku tersebut.
Akhirnya hari yang ditunggu- tunggupun datang yaitu pengumuman penerimaan siswa baru. Dengan hati yang berdebar aku melihat pengumuman tersebut dan tidak aku sangka sebelumnya aku lolos dan secara otomatis aku diterima di sekolah tersebut. Tetapi ada hal yang sangat mengecewakan tidak semua teman- temanku diterima. Yang diterima di SMAN 2 Rambah Hilir hanyalah aku, Hida, Tika, Lintang, Ulin, Danar, Riski, Wahyu Nita dan Dewi. Icha, Firla, Septian, dan Nia tidak lolos. Sedih sekali kita tidak bisa satu sekolah lagi. Meskipun yang diterima 8 orang tetapi Dewi, Wahyu Nita, dan Riski mengundurkan diri.
Pada saat masa orientasi siswa rasanya senang sekali karena pada saat itu aku bertemu dengan teman- teman baru. Pertama aku sekolah di sana rasanya minder sekali karena kebanyakan teman- temanku lancar berbicara Inggris. Tetapi kedua orang tuaku selalu memberiku semangat. Mereka menyuruhku untuk mendekati teman- teman yang pintar dan menyuruhku belajar bersama mereka. Memang sekolah di SMAN 2 Rambah Hilir mendapatkan tantangan sendiri untuk belajar di sana.
Pada saat SMA banyak hal yang berubah dalam hidupku. Saat SMA saya memutuskan untuk memakai jilbab. Tidak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk memakai jilbab sebelumnya. Pada awal mulanya aku memakai jilbab karena saya bernazar jika saya diterima di sekolah favorit aku akan memakai jilbab. Dan benar saja aku diterima di salah satu sekolah favorit. Memang pada awal memakai jilbab rasanya berat sekali. Panas, berat, dan tidak bisa bebas itulah yang ada dalam pikiranku saat memakai jilbab pertama kali. Tetapi dengan berjalannya waktu aku mulai menikmati hijabku. Meskipun masih setengah- setengah jilbabnya. Pada saat- saat tertentu saja aku memakai jilbab, misalnya pada saat bersekolah dan pada saat pergi bersama teman- teman SMA. Tetapi jika pergi tidak bersama teman SMA aku tidak memakai jilbab.
Pada saat SMA ada hal menarik yang aku dapatkan. Pengalaman- pengalaman baru juga aku dapatkan. Mulai pada saat masa orientasi siswa atau MOS dan penerimaan tamu amalan atau PTA. Merupakan pengalaman pertama yang aku dapatkan sewaktu sekolah di SMAN 2 Rambah Hilir. Pada saat MOS aku mulai berkenalan dengan teman- teman baru. Pada saat ini pula aku mempunyai kenalan baru yang duduk satu bangku denganku. Dia bernama Desiva. Desiva orangnya baik banget selain itu dia juga pinter. Dia memiliki postur tubuh gendut. Kemudian pada saat PTA juga merupakan pengalaman pertama yang juga mengesankan. Kami melakukan kemah satu hari satu malam. Pada saat PTA aku mendapat hukuman dari kakak- kakak bantara karena kaos kakiku kurang panjang.
Diawal belajar di sekolah tersebut kami bertemu dengan banyak guru-guru mulai dari guru yang dianggap paling galak sampai guru yang dianggap paling santai. Guru yang paling ditakutkan adalah guru mata pelajaran Agama beliau bernama bu Umroh. Memang beliau disiplin sekali, selain itu tegas dalam hal pakaian. Jilbabpun juga diatur. Kita diwajibkan memakai jilbab yang besar dan tebal  selain itu juga harus menutup dada. Memang pertama kami agak takut tapi lama- kelamaan kami sudah terbiasa dengan beliau.
            Pada saat kenaikan kelas merupakan saat yang paling mendebarkan. Bagaimana tidak saat inilah penentuan apakah aku masuk kelompok IPA atau IPS. Alhamdulillah aku masuk di grup IPA. Aku masuk di kelas XI IPA 2. Di kelas IPA 2 ini aku mendapatkan teman- teman baru kembali. Di kelas ini juga aku bertemu dengan pacar keduaku. Dia bernama Avif Prasetya Ardiansah tetapi lebih dikenal dengan RT. Keakraban kami dimulai pada saat kami satu kelompok dalam pembuatan film pada pelajaran Bahasa Inggris. Karena setiap hari kita bertemu dan sering diantar pulang dia menambah kedekatan kita. Avif adalah ketua kelasku di kelas XI IPA 2. Dia memiliki sifat baik, bijaksana, penyabar, dan memiliki jiwa pemimpin. Karena sifat- sifatnya tersebut yang membuatku jatuh hati kepadanya. Waktu pasaran kami tidak lama seperti pacaranku sebelumnya kami hanya mampu bertahan enam bulan. Menurutku dia sabar sekali karena selama enam bulan jadian kami sudah beberapa kali putus.
            Sebenarnya tidak ada niatan aku jadian dengannya. Ternyata sebelum denganku Avif sudah terlebih dahulu akrab dengan Kiki teman satu kelasku. Mereka hampir saja jadian jika saja Avif tidak bertemu denganku. Mungkin aku bisa dianggap sebagai pengganggu hubungan mereka. Tetapi untung saja Kiki tidak marah denganku. Dia tetap menjadi teman baikku di kelas. Meskipun aku dan Avif satu kelas tetapi kami tidak pernah pacaran pada saat sekolah. Untuk kebersamaan kami ada waktu tersendiri yaitu pada saat libur sekolah.
            Avif pernah mengikuti Paskibraka di kabupaten. Dan dia mendapatkan uang yang lumayan dari Paskibraka tersebut. Kemudian dia mentraktirku dengan teman- teman yang lain. Kami ditraktir di rumah makan Maria. Di sana dijual bakso dan mie ayam. Kami tidak berani memakan bakso di sana karena memang pemilik dari warung tersebut adalah orang Cina takutnya jika daging yang digunakan tidak daging halal. Tanpa pikir panjang aku dengan teman- teman yang lain memesan semangkok mie ayam dan segelas es jeruk. Perutku yang sudah keroncongan membuatku sudah tidak sabar untuk memakan pesananku. Dengan sangat kagetnya pesanan yang datang mie ayam hanya menggunakan sumpit dan sendok. Di sana tidak disedikan garpu. Alhasil stres yang aku dapatkan karena aku tidak bisa makan dengan sumpit. Karena malu jika harus makan mie ayam menggunakan sendok akhirnya aku memutuskan untuk tidak makan. Dengan alasan sudah kenyang aku hanya minum es jeruk saja. Melihat teman- teman yang lain dengan lahapnya makan mie ayam, sungguh batin ini rasanya tersiksa karena sebenarnya perutku sudah lapar banget.
            Setelah putus dengan Avif aku dekat dengan pacar dari temanku. Dia bernama Lingga sedangkan temanku bernama Yani. Mereka sudah dua tahun pacaran. Tetapi karena kehadiranku mereka menjadi putus. Tidak ada niatan aku untuk merebut Lingga dari Yani karena memang pertama aku tidak mempunyai perasaan apapun dengan Lingga. Tetapi dengan berjalannya waktu ada sedikit perasaan cinta dengan dia. Sering dia menyatakan cinta kepadaku tetapi aku selalu menolaknya dengan alasan untuk konsen dengan ujian terlebih dahulu. Tetapi ketika mendekati ujian dia menghilang entah ke mana. Dia tidak pernah menghubungiku bahkan nomor telefonnyapun tidak aktif. Aku berusaha melupakan Lingga dan konsen dengan ujian yang akan aku jalani.
            Dengan menghilangnya Lingga aku dekat dengan Wawan teman SDku dulu. Setiap malam Wawan selalu menelfonku. Kami sering curhat tentang masalah kita sehari- hari. Aku bangga sekali dengan Wawan. Wawan merupakan anak yatim dan dia harus menjadi tulang punggung dikeluarganya. Akhirnya dia merantau ke kota Bandung. Di sana pada awal mulanya dia bekerja sebagai buruh angkut di salah satu toko buah besar. Tetapi dengan kerja kerasnya sekarang dia menjadi manager di sana. Ada sebuah pengakuan dari Wawan yang benar- benar membuatku tercengang. Di masa- masa buruknya dia pernah menjadi pencopet. Dan dia mengakui itu dengan penuh penyesalan. Sekarang dia berubah menjadi seseorang yang bijaksana dan pekerja keras. Selama kedekatan kami ada sebuah pengakuan yang membuatku terharu. Ternyata dia memendam rasa suka selama 10 tahun kepadaku. Sejak SD dia suka kepadaku tetapi dia tidak cukup berani untuk mengungkapkan itu. Tetapi pada saat dia mengungkapkan perasaannya kepadaku bukanlah waktu yang tepat. Karena selain mendekati ujian akupun juga tidak mempunyai perasaan cinta kepadanya. 
            Di SMA juga selain pengalaman menyenangkan pengalaman menyedihkanpun aku dapatkan. Aku mengatakan bahwa pada saat itu adalah hari kehancuranku. Di kelas XII hasil belajarku menurun drastis. Yang biasanya aku masuk dalam 10 besar tatapi kini di kelas XII 20 besarpun tidak masuk. Aku sangat takut dengan kondisiku apalagi sudah mendekati ujian akhir. Untung saja aku mempunyai guru yang sangat baik, beliau bernama Ibu Sriatun. Bu Atun begitulah kami biasa memanggilnya. Guru pengampu mata pelajaran matematika tersebut dengan telaten menemaniku untuk curhat. Segala perasaan dan permasalahan semua aku ungkapkan dengan Bu Atun. Dengan adanya bu Atun semua dapat meringankan bebanku selama ini. Bu Atun selalu menyemangatiku untuk lebih giat belajar dan selalu berdoa semoga aku diberi kemudahan oleh Allah SWT. Bu Atun tidak pernah aku lupakan berkat beliau saya bisa seperti ini.
            Di tengah- tengah menuju ujian aku sedang dekat dengan temanku SMP yang bernama Ade. Kami bertemu kembali pada saat sedang meminta doa restu kepada guru- guru SMP setelah tiga tahun tidak bertemu. Ada yang berubah dari dirinya sekarang dia bertambah tinggi, tambah gemuk, dan tambah putih. Berbeda dengan dulu dia hanya mempunyai badan tinggi dan kurus. Aku kaget sekali sewaktu pertama kali dia melihatku dia langsung menyalamiku. Kemudian setelah pertemuan itu kami mulai dekat. Kita sering membahas materi ujian bersama, sering bercanda dan membahas masa- masa SMP dulu. Dia begitu perhatian denganku. Dia selalu menanyakan aku apakah aku sudah makan atau belum. Padahal tidak pernah sebelumnya ada cowok yang sebegitu perhatiannya denganku. Dia memang anak rajin dan pintar. Saya sering belajar darinya.
            Semakin hari kita semakin dekat. Suatu hari dia mengakui jika dia suka kepadaku sejak pertama kali bertemu sewaktu SMP. Dia memendam rasa tanpa berani mengatakan kepadaku selama enam tahun. Bahkan sampai saat itupun dia masih memendam perasaan cinta kepadaku. Tetapi kita bertemu disaat yang tidak tepat. Karena dia sudah mempunyai pacar bernama Yuni yang merupakan  teman sekelasnya. Awalnya aku tidak berniat jadian dengannya. Kita hanya menjadi teman dekat. Tetapi karena kedekatan kami, suatu hari dia memberanikan diri menyatakan cintanya kepadaku. Dia mengakui jika dia sudah putus dengan Yuni. Tentu saja aku langsung menerimanya. Karena sebenarnya akupun ada rasa dengannya. Dan tanggal 2 Mei 2013 akhirnya kami jadian.   
            Pada saat kelulusan SMA adalah saat- saat yang paling membahagiakan. Puas rasanya setelah usahaku selama ini terbayar dengan predikat lulus dan selembar ijazah. Tetapi setelah berselang beberapa hari setelah kelulusan merupakan saat yang paling membingungkan dalam hidupku. Semua cowok yang pernah dekat denganku kembali menanyakan janjiku kepada mereka. Lingga yang dulu menghilang sudah kembali lagi, serta Wawan juga menanyakannya. Jujur aku bingung harus bagaimana tetapi hatiku sudah kumantapkan untuk memilih Ade. Karena memang sebelumnya aku sudah jadian dengan Ade.

@ Masa Kuliah
            Setelah kelulusan SMA sama seperti siswa- siswa lain yang sibuk mencari perguruan tinggi maka begitupun denganku. Ada banyak perguruan tinggi yang aku incar untuk aku daftar. Sebenarnya sebelum kelulusan aku sudah diterima di beberapa universitas swasta yang ada di Indonesia. Yang pertama aku sudah diterima di UNISULA jurusan kedokteran. Yang kedua aku sudah diterima di UNAND jurusan pendidikan biologi. Aku mendaftar di kedua universitas tersebut melalui jalur PMDK. Tetapi kedua orang tuaku tidak menyetujuinya. Kedua orang tuaku menginginkan aku untuk kuliah di jurusan Pertanian dikarnakan ayahku adalah alumni mahasiswa pertanian yang sekarang juga bekerja pada Dinas Pertanian Rokan Hulu. Aku sempat marah dengan kedua orang tuaku karena memaksakan keinginannya kepadaku. Aku benar- benar tidak suka mengambil jurusan Pertanian karena memang pada dasarnya aku tidak mempunyai niatan untuk menjadi seorang Ahli Pertanian. Pada saat itu aku bentrok dengan kedua orang tuaku selama seminggu aku tidak berbicara dengan mereka. Hingga suatu hari ada pengumuman aku tidak lolos pada saat SNMPTN. Akhirnya aku menuruti keinginan kedua orang tuaku untuk mengambil jurusan Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Riau.
            Pada saat itu aku merasa seperti sebuah robot. Aku sempat tidak mempunyai semangat hidup lagi karena aku menganggap buat apa aku hidup jika yang ku lakukan adalah keterpaksaan saja tanpa sedikitpun aku menginginkan. Aku seperti robot saja yang harus patuh disuruh- suruh dan harus mau untuk dijadikan apa saja. Bunuh diri sempat terlintas dipikiranku, aku sudah tidak tahan lagi bahkan orang luarpun sudah ikut campur dalam menentukan masa depanku. Ini adalah masa depanku sendiri aku yang mengalami, aku yang merasakan tetapi kenapa semua ikut campur.
            Ketika merasakan kekacauan di dalam diriku tidak satupun orang yang bisa ku jadikan tempat curahan tempatku mengadu. Tidak ada seorangpun yang merasakan hancurnya hidupku. Hanya Allahlah yang senantiasa mendengarkan segala keluh kesahku. Ketika ku ingin mengakhiri hidupku ku ingat seseorang yang slalu ada didalam hatiku. Seseorang yang selalu menghiburku. Seseorang yang selalu membuatku senyum. Jujur saja aku tidak ingin meninggalkannya, hingga ku memutuskan untuk mengikuti segala permainan dan keinginan dari kedua orang tuaku. Ku berharap semoga aku kuat dan aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku
            Pada saat mendaftar aku tidak begitu ikhlas dan aku berharap aku tidak diterima di IUR. Tetapi Ade selalu menyemangatiku, dia selalu menasehatiku untuk selalu menuruti kedua orang tuaku dan aku juga tidak boleh mengecewakan kedua orang tuaku. Pada tanggal 6 Juni 2014 tes tertulis penerimaan mahasiswa baru di UIR Pekanbaru dilaksanakan. Dengan hati  berdebar- debar aku mengikuti tes tertulis. Akhirnya pukul 11.00 waktu mengerjakan  selesai. Setelah mengikuti tes akupun menuju tempat kos saudaraku. Pada saat makan siang tiba- tiba telefonku berdering. Panggilan dari private number telah masuk. Pada saat telefon aku angkat terdengar suara seorang cewek dengan suara khas serak- serak basah terdengar dengan kata- kata yang memekakkan telinga. Kata- kata yang membuatku benar- benar terjatuh dan tak ada harapan lagi. Kata- katanya tajam bahkan lebih tajam dari pisau seorang koki. Benar- benar mimpi buruk dalam hidupku dan tak pernah aku mempercayai semua ini akan terjadi kepadaku.
Panggilan telfon tersebut adalah dari Yuni. Ternyata Yuni masih jadian dengan Ade. Betapa runtuh dan hancurnya hatiku yang selama ini mulai aku bangun kembali. Kekokohan hatiku telah musnah dan tak tersisa lagi. Tenyata selama ini Ade telah membohongiku dia mengaku sudah putus dengan cewek yang bernama Yuni tetapi ternyata mereka masih jadian. Dan parahnya lagi pada saat Yuni mencaci maki aku, tak sedikitpun Ade bergeming untuk membelaku.
Aku sudah sangat kecewa dengan Ade. Hingga aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya. Tidak ingin mengenalnya. Tetapi semakin aku ingin melupakannya hati ini semakin rindu padanya. Semakin ku ingin membencinya hati ini semakin cinta padanya. Aku bingung aku harus bagaimana? Jujur memang aku masih sangat sayang dan cinta padanya tapi aku harus menerima kenyataan jika dia bukanlah untukku.
Hari-hariku selanjutnya ku lalui dengan semangat baru tanpa ada dia disampingku. Aku sadar walau bagaimanapun aku harus bangkit. Aku tidak boleh terlihat lemah. Ni’mah adalah seseorang yang kuat. Hari-hari tanpanya adalah hari yang sangat membosankan tak ada canda, tak ada tawa, tak ada senyum, dan tak akan ada kata-kata romantis yang kudengar kembali. Dan aku harus berjuang sendiri tanpa ada yang menyemangati aku. Benar- benar sendiri.
Pada tes hari kedua aku berkenalan dengan seorang teman baru. Dia bernama Yani yang sekarang menjadi teman satu kelasku. Meskipun kita baru bertemu tetapi kami sudah sangat akrab. Bahkan kita sudah menceritakan pengalaman pribadi kita masing- masing. Pada saat tes wawancara ada yang mengingatkan aku pada Ade. Karena ada seorang teman sekelasku yang bernama Ade. Sempat terlintas dipikiranku. Bagaimana keadaan Ade sekarang? Dimanakah dia sekarang? Sedang apakah dia sekarang? Bersama siapakah dia? Sudah makankah dia? Masih ingatkah dia denganku? Tetapi aku berusaha menghilangkan itu semua. Aku berusaha fokus pada tes kedua ku.
Saat- saat yang paling aku tunggu akhirnya datang juga. Hari pengumuman penerimaan mahasiswa barupun tiba. Dengan hati yang deg-degan aku mencari hasil pengumuman tersebut di mading universitas tersebut. Dengan tak terduga ternyata aku diterima menjadi mahasiswa baru di Agroteknologi Pertanian UIR Pekanbaru.
Seiring berjalannya waktu hubunganku dengan Ade kembali membaik. Setelah pengumuman tersebut aku mulai disibukkan dengan beberapa kegiatan di kampus. Mulai dari PMB Universitas, PMB Fakultas, PMB Jurusan, dan Pendidikan Karakter. Sehingga aku harus bolak- balik Pekanbaru – Rokan Hulu. Dalam perjalanan pulang aku sering pulang bersama Ade. Karena pada saat itu Ade juga melakukan pendaftaran di AKMIL. Kita seperti saat dulu tapi memang ada sedikit perasaan canggung dalam diriku. Aku selalu memberinya semangat.
Dan ketika suatu hari aku pulang bersama dengannya seperti biasa candaan dan tawa terus mengiringi perjalanan kami. Di tengah- tengah candaan sempat membuatku benar- benar sakit, ternyata orang yang selama ini aku anggap benar- benar hanya untukku ternyata tidak hanya untukku. Ternyata dia masih berstatus pacar dengan Yuni. Ya Allah benar- benar hati ini hancur. Tak ku sangka dia tega melakukannya padaku. Kenapa dia berani mendekati aku? Disaat dia masih mempunyai hubungan dengan orang lain. Aku benar- benar tidak percaya dengan semua ini. Tapi aku mencoba menerima dengan ikhlas, aku juga harus sadar diri siapa aku sebenarnya. Memang hati ini hancur tapi aku berusaha menutupinya jangan sampai dia tau betapa remuk dan hancurnya aku. Aku hanya bisa menunggu karena aku percaya dengan berjalannya waktu jika memang dia terbaik untukku pasti dia akan kembali padaku.
Suatu hari setiap pagi telfon berdering terus tetapi lagi- lagi dengan private number . Ternyata itu adalah telfon dari seorang perempuan yang benama Yuni. Yuni bilang jika dia ingin berteman denganku. Setiap hari banyak yang kita bicarakan. Mulai dari makanan, perguruan tinggi, meteri pelajaran sekolah, liburan dan masih banyak lagi. Memang ada sedikit keanehan yang terjadi. Dulu dia sangat membenciku karena dia berfikir jika aku merebut Ade dari tangannya. Dia sering bilang jika aku harus menjauhi Ade. Tapi jujur aku tidak bisa jika harus menjauhi Ade.
Suatu hari ada kabar ku dengar bahwa mereka telah putus. Ade juga mengabariku jika dia dan Yuni telah putus. aku sempat berpikir kenapa setiap kisahku aku selalu menajdi orang ketiga diantara mereka. Dari mulai pacar pertamaku hingga sekarang aku selalu dicap perebut cowok orang. Padahal aku tidak berniat merebut mereka. Mereka sendiri yang mendatangiku. Dia bercerita jika selama ini Yuni telah menghianatinya. Dia selingkuh dengan orang lain.  Mungkin itu adalah balasan untuk Ade karena dia juga menghianati cinta Yuni.
Entah aku harus senang atau sedih dengan putusnya mereka. Selama itu Ade berusaha meyakinkan aku jika dia memang benar- benar mencintaiku. Dia berusaha meyakinkan jika dia adalah yang terbaik untukku. Akhirnya pada tanggal 2 September 2014 Ade datang ke rumahku dengan membawa sebuah boneka, foto, kalung dan cokelat. Senang sekali rasanya sewaktu Ade meyakinkan aku. Akhirnya kamipun jadian kembali dan berjalan hingga sekarang.
Ade adalah orang yang sangat romantis. Dia sering mengirim puisi- puisi indah sebelum tidur. Dia juga sering menyanyikanku lewat telfon. Dan pengalaman yang paling romantis ketika aku bersamanya adalah ketika dia mengajakku keluar di malam hari. Dia mengajakku ke suatu tempat yang begitu indah. Kita bisa melihat bintang dengan leluasa. Pada saat aku menikmati bintang tiba- tiba dia mengambil gitar yang dibwanya yang kemudian dipetiknya dan dia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Karena Ku Sayang Kamu”. Pada saat itu aku menyandarkan kepalaku di pundakku. Pada saat itulah kejadian yang paling mengesankan bersama Ade. Tetapi dia juga orangnya cemburuan sekali. Dia sering marah jika dia tahu aku boncengan dengan temanku laki- laki. Padahalkan kami hanya berteman. Dan dia juga marah jika aku chating dengan temanku di facebook.
Bersama Ade banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan. Mulai dari ditinggal beberapa bulan tanpa komunikasi karena memang dia harus melakukan pendidikan di AKMIL. Pada saat itu aku benar- benar sepi tidak seperti biasanya. Hanya teman- temankulah yang selalu menemaniku. Biasanya setiap pagi ada yang membangunkanku tetapi pada saat itu dia tidak pernah sms aku. Setelah dari pendidikan rasanya Senang sekali tetapi juga sedih karena dia harus ditugaskan di luar Jawa tepatnya di Balik Papan. Ketika aku tahu dia akan tinggal jauh sebenarnya aku tidak ikhlas tetapi harus bagaimana lagi aku harus mendukungnya demi sebuah tugas yang ada di pundaknya.
Kata orang long distance relations Ship atau LDR itu sulit. Memang begitulah yang aku rasakan. Tetapi karena sudah terbiasa dengan LDR aku tidak begitu mempermasalahkannya. Kepercayaan dan keyakinan selalu aku utamakan. Meskipun ada sedikit kekhawatiran dalam hidupku tetapi aku berusaha untuk menyingkirkannya. Aku percaya dan yakin Ade tidak akan mengecewakanku. Semenjak dia ditugaskan di luar Jawa baru dua kali aku bertemu dengannya. Yang pertama pada saat Idul Fitri dan kemarin pada saat dia mengambil cuti. Waktu yang sempit untuk bertemu aku gunakan sebaik mungkin. Meskipun sudah lama tak bertemu Ade tetap seperti dulu romantis.
Pada tanggal 25 September 2014 aku bertemu dengannya. Aku bela- belain cuma sehari pulang untuk bertemu dengannya. Di tengah pertemuan kami dia melakukan hal yang paling romantis. Dia bernyanyi sambil berlutut di depanku dengan membawa sebuah gitar. Pada saat itu dia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “ Cinta Terbaik” dengan tatapan yang begitu dalam dia memandangku. Setelah itu berdiri dan mencium tanganku sambil berkata i Love u. Itulah terakhir aku bertemunya. Sampai sekarang kita belum pernah bertemu kembali. Sudah 1,2 tahun kita menjalin hubungan. Banyak harapan dan impian aku rencanakan dengan Ade.
Orang tua kami memang sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Ade. Dari tiga kali pasaran, baru Adelah orang pertama yang aku ceritakan kepada orang tuaku dan aku kenalkan kepada mereka. Mereka memang pada awalnya suka dengan Ade. Tetapi setelah tahu pekerjaan Ade yang sebagai seorang TNI bapakku berubah pikiran. Dahulu bapak senang sekali dengan Ade tetapi sekarang beliau agak tidak suka. Beliau mempunyai pikiran jika seorang TNI akan pergi jauh apalagi sekarang Ade memang ditugaskan di luar Jawa. Tetapi untung saja ada ibu. Beliau selalu mendukungku dengan Ade. Ibu memang sudah suka dengan Ade.
Aku memang di lahirkan dari orang Jawa. Aku harus tinggal di lingkungan yang tumbuh berbagai macam aturan adat yang kental. Memang aturan adat tidak ada yang berani melanggarnya karena apabila aturan tersebut dilanggar akan berakibat buruk. Di Jawa memang ada aturan yang mengatur tentang jodoh. Semua orang yang ingin mengarah ke arah pernikahan pasti akan memperhitungkan hal ini. Tidak terkecuali dengan aku. Keluargaku terutama nenekku sangat memperhitungkan hal itu untuk hubunganku dengan Ade. Dan naasnya aku dengan Ade diperhitungkan tidak jodoh. Apabila aku dengan Ade tetap melanjutkan hubungan kami justru itu akan menjadi boomerang untuk kami. Salah satu dari orang tua kami pasti akan ada yang meninggal. Memang aneh dengan aturan seperti itu. Mana mungkin umur seseorang ditentukan oleh ramalan dari sebuah adat. Tetapi itulah kenyataan yang harus aku alami. Dari sebuah ramalan tersebut alhasil semua keluargaku melarang aku jika aku masih mempertahankan Ade. Sampai sekarang aku masih belum bisa menerima adanya adat tersebut. Dan untung saja adanya adat ini tidak menggoyahkan hubunganku dengan Ade. Sampai sekarang aku masih terus  berusaha meyakinkan keluargaku terutama kedua orang tuaku. 
Masa kuliah merupakan masa yang menyenangkan bagiku. Aku bertemu dengan teman- teman baru. Mereka memiliki keunikan- keunikan sendiri. Dengan berbeda logat dari berbagai daerah menambah keunikan tersendiri. Kami saling belajar adat dan kebiasaan yang ada dimasing- asing daerah.
Jujur saja aku lebih senang dengan teman- teman kuliah sekarang dari pada waktu aku masih SMA. Teman- temanku sewaktu SMA memiliki sifat individualis. Mereka hanya akan peduli dengan teman apabila mereka sedang butuh. Mungkin karena itulah sekarang sifatku juga agak individualis. Pertama kali aku kuliah di Agroteknologi Pertanian UIR, memang aku bertindak individualis. Ketika temanku meminta bantuan ketika tes aku tidak mau memberinya bantuan. Aku mempunyai prinsip karena ini adalah usahaku sendiri jadi aku yang akan menikmatinya sendiri. Tetapi karena sekarang karena aku akrab dengan teman- teman yang lain aku sudah agak menghilangkan keburukanku tersebut. Selain itu aku aku pernah ditegur oleh salah satu teman kuliahku jika aku masih seperti anak kecil. Belum bisa menghargai teman. Karena kata- kata dari temanku tersebut sekarang aku sudah bisa merubah sifatku. Sekarang aku sudah peduli dengan teman- temanku. Teman-teman kuliahku sekarang lebih asyik jika diajak bercanda. Kita selalu mengutaman kebersamaan kami.
Masa kuliah adalah masa yang paling mengubah hidupku. Pada masa kuliah adalah pertama kalinya aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku. Aku memang anak yang manja dengan kedua orang tuaku. Segala sesuatu aku selalu bergantung dengan mereka. tetapi sekarang aku harus berpisah dengan mereka. Aku harus hidup di rumah kedua orang tuaku yang dijadikan kos-kosan sederhana di kawasan Gading Marpoyan karena memang rumahku jauh dari kampus. Pada awal mula aku kos rasanya menyiksa sekali. Setiap hari aku kangen dengan kedua orang tuaku. Aku selalu membayangkan jika aku di rumah. Setiap hari kedua orang tuaku selalu menyiapkan segala keperluanku tetapi saat ini aku harus menyiapkan sendiri segala keperluanku. Setiap subuh ibu selalu membangunkanku untuk sholat tetapi sekarang tidak ada lagi suara ibu yang selalu mengomel karena aku bangun kesiangan. Dahulu aku sering marah karena ibu selalu memarahiku jika aku bangun terlambat. Tetapi sekarang aku menyesal telah marah jika dibangunkan ibu. Sekarang aku berubah menjadi lebih dewasa. Aku menjadi lebih mandiri. Segala sesuatu sudah aku lakukan sediri. Aku sudah tidak pernah menggantungkan hidupku dengan orang lain.



















Chapter Six :
Yang Terpenting

Berbicara masalah orang yang penting dalam hidupku ibu adalah salah satu orang yang paling penting dalam hidupku. Ibu karena beliau adalah wanita yang melahirkanku. Selama 11 bulan aku tinggal dirahim ibuku. Ibuku adalah sosok orang yang paling menyayangiku dan mengasihiku. Setiap saat beliau selalu mengingatkanku untuk sholat. Ibulah orang yang selalu mendukungku untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Meskipun kami dari orang yang tergolong sederhana tetapi ibu selalu menyisihkan uangnya untuk biaya sekolahku. Setiap aku pulangpun ibu selalu menasehatiku supaya aku tidak ikut terpengaruh dengan kehidupan di kota. Dalam hidupku ibulah orang yang paling memanjakanku.
Selain ibu ada bapak yang menjadi orang terpenting dalam hidupku. Meskipun bapak mempunyai sifat keras tetapi beliau mempunyi sifat penyanyang, penyabar, dan pekerja keras. Nenek dan kakek juga merupakan orang terpenting dalam hidupku. Selama kuliah ini nenek dan kakekkulah yang membayarkan biaya kuliahku.
Sahabat- sahabat yang selama ini dekat denganku juga merupakan orang yang terpenting dalam hidupku. Aku tidak bisa hidup tanpa mereka. Mereka memberikan warna tersendiri dalam hidupku. Setiap hari ku lukiskan kisahku bersama mereka di selembar memori yang tak akan pernah bisa usang. Bagiku sahabat seperti mata dan tangan. Meskipun jarak antara mata dan tangan itu jauh tetapi mereka saling membantu satu sama lain. Mata akan mengeluarkan air mata apabila tangan terluka meski mata tidak merasakan sakit dan tangan akan menghapus air mata ketika mata menangis. Begitupun dalam sebuah persahabatan, antar satu teman dengan teman yang lain akan saling membantu, melindungi, dan saling merasakan. Sahabat adalah tempat berbagi senang maupun sedih, manis maupun pahit, dan tempat untuk berbagi tawa.
Jika ada yang bilang pacar adalah segalanya tetapi menurutku itu salah. Aku akan lebih memilih teman dan sahabat. Memang benar kata orang mencari sahabat tidak semudah mencari pacar. Mencari sahabat seperti mencari sebuah jarum di antara tumpukan jerami. Oleh karena itu aku akan menjaga baik- baik sahabatku. Tak akan pernah aku lukai sedikitpun perasaan sahabatku.
Pacarku saat ini juga akan menjadi orang terpenting dalam hidupku. Aku memiliki sifat yang semangat memang karena pengaruh dia. Dia yang selalu memotivasi aku. Dia yang selalu menyuruhku untuk belajar. Dia juga yang mengajarkanku untuk menjadi seseorang yang rajin.









Chapter Seven :
Inspirasi On

Dalam hidupku ada bebarapa orang yang aku kagumi. Pertama aku kagum dengan Raditya Dika. Entah kenapa aku kagum dengan dia. Padahal jika berbicara soal tampang dia tidak begitu cakep. Yang aku suka dari Raditya Dika adalah gaya bicaranya. Memang selain dia sebagai novelis dia juga sering melakukan stand up comedy. Gaya komedi yang dia bawakan dalam bukunya selalu menarik perhatian. Aku bisa dikatakan sebagai penggemar berat dari buku- bukunya. Dari buku pertamanya Kambing Jantan, Babi Ngesot, Radikus Makan kakus, Marmut Merah Jambu hingga buku terakhirnya Manusia Setengah Salmon. Semua buku yang ditulis oleh Raditya Dika pasti akan membuat kita tertawa jika membacanya. Dari seorang Raditya Dika aku belajar bagaimana menjadi seorang yang menyenangkan. Menjadi seseorang yang membuat senyum orang- orang di sekitar.
Selain Raditya Dika yang menjadi inspirasi dalam hidupku adalah B.J. Habibi, siapa yang tidak mengenal beliau? Mantan presiden RI ke 3 ini sangat- sangat memberi contoh kepadaku. Beliau dianugerahi otak jenius tetapi beliau bersikap rendah diri. Beliau juga masih mempertahankan warga negaranya sebagai warga negara Indonesia meskipun beliau memiliki kehidupan yang lebih baik di Jerman. Cinta bapak B.J. Habibi dengan ibu Ainun juga memberi pelajaran kepadaku tentang arti cinta. Saya banyak belajar dari kisah bapak Habibi dan ibu Ainun bagaimana cara mencintai, cara menyayangi, cara berbagi, dan cara menjaga kesetiaan. Yang paling membuat aku salut dari kisah beliau adalah ketika ibu Ainun menghembuskan napas terakhirnya bapak Habibi masih setia berada di sampingnya. Dari ketulusan bapak Habibi dan ibu Ainun aku belajar bagaimana cara mencintai seseorang. Bagaimana cara berbagi dengan orang yang disayang. Dan belajar tentang kesetiaan.


Chapter Eight :
Berbagi Itu Menyenangkan

Menarik merupakan hal yang subyektif. Setiap orang pasti memiliki hal menarik yang berbeda- beda. Begitupun denganku. Aku ditakdirkan menjadi seorang perempuan yang memiliki jiwa sosial tinggi. Entah kenapa jika aku melihat orang yang lemah, orang yang mempunyai kemampuan sosial di bawahku selalu aku sedih tidak jarang hingga aku meneteskan air mata. Sering aku ditegur oleh kedua orang tua dan teman- temanku ketika air mataku keluar saat aku melihat salah satu acara di televisi swasta yang menayangkan kehidupan orang- orang yang terpinggir. Menang belum banyak yang bisa aku lakukan untuk orang- orang di sekitarku yang belum beruntung. Pernah aku membagi- bagikan kolak pada saat bulan puasa kepada petugas kebersihan di sekitar jalan Kaharuddin Nasution yang dibantu saudara- saudaraku. Memang berbagi merupakan hal yang paling menyenangkan.
Aku mempunyai pengalaman yang sangat mengejutkan berkat berbagi dengan sesama. Pada saat diadakan Pertanian Hijau Fair yang di sana terdapat sebuah Olimpiade yang ditaja oleh teman-teman FKIP UR. Kelas ku, 1i fakultas pertanian UIR juga turut andil dalam olimpiade tersebut. Akulah yang di tunjuk sebagai penganggujawab yang di ikuti oleh kelasku. Tetapi itu merupakan hal yang berat dan aku lakukan sendiri karena teman- teman yang lain sibuk dengan pameran bioteknologi. Mulai dari membuat naskah, mengaudisi para pemain, hingga pembuatan properti aku harus turun tangan sendiri. Pada saat itu aku mulai lelah karena aku hanya dibantu oleh satu orang temanku saja yaitu Ian dan tak ada satupun teman yang lain peduli dengan pertunjukan tersebut. Mereka semua sibuk dengan bioteknologi. Ketika aku meminta bantuanpun mereka enggan untuk membantu. Di situ aku mulai lelah, aku mulai putus asa karena aku merasa bekerja sendiri padahal ini adalah perwakilan kelas yang seharusnya semua anggota kelas dapat bekerja sama. Hingga tiba saat perlombaan. Pada saat perlombaan juga aku harus menyiapkan sendiri properti- properti yang digunakan. Sebelum perlombaan dimulai, saya bersama teman-teman yang lain sarapan terlebih dahulu. Pada saat di warung tersebut aku melihat seorang ibu berada di depan warung diantara tumpukan- tumpukan sampah. Ibu tersebut mengais- ngais sampah dan memakan sisa makanan yang ada di tempat sampah. Sontak hatiku trenyuh melihat hal tersebut. Tanpa sepengetahuan teman- teman yang lain aku membeli sebungkus nasi dan seplastik es teh. Pada saat kembali ke tempat pertunjukan aku terlebih dahulu menghampiri si ibu tersebut. Dan aku memberikan nasi bungkus dan es teh tersebut supaya dapat dijadikan sarapannya. Aku juga berharap si ibu berhenti mencari makanan di tempat sampah. Tetapi meskipun nasi sudah aku  berikan si ibu tersebut tetap saja mengais- ngais sampah. Pada saat aku kembali untuk berkumpul dengan teman- teman yang lain, sang ibu tersebut melihatku sambil tersenyum. Senang sekali rasanya ketika aku melihat senyuman si ibu.
Akhirnya perlombaan di mulai. Hati mulai deg-degan ketika teman-tem,anku sedang mengikuti perlombaan. Lega rasanya setelah perlombaan selesai. Ketika pemenang diumumkan saat inilah saat yang paling menegangkan. Ternyata kelas 1i mendapat juara pertama. Sontak akupun menjerit dengan senangnya akhirnya usahaku selama ini terbayar sudah. Puas rasanya dengan usahaku selama ini meskipun tidak ada yang membantu dan aku harus bekerja keras tetapi aku telah melakukan yang terbaik untuk kelas 1i. Dan bioteknologi kelas 1i tidak mendapatkan juara apapun. Aku mulai berpikir mungkin ini adalah berkat dari doa si ibu tersebut. Ini adalah berkah dari kita berbagi. Allah akan mengganti hal yang kita beri untuk orang lain dengan sesuatu yang sangat berharga.
Dari semua pengalam hidup yang ada aku berusaha belajar menjadi seorang manusia seutuhnya. Aku belajar tentang cinta. Aku belajar tentang hidup. Aku belajar tentang berbagi. Dan aku belajar tentang sebuah ketegaran. Kehidupan akan membuat manusia menjadi individu yang berbeda sesuai dengan sikap mereka terhadap kehidupan. Aku percaya dengan sebuah petuah jika kita tidak selamanya ada di atas suatu saat pasti akan ada si bawah dan sebaliknya. Aku terus berusaha bagaimana mempersiapkan kehidupan pada saat ada di bawah agar tidak terjatuh lebih dalam dan menyiapkan pada saat di atas supaya kita tidak tumbang dengan cara belajar dari pengalaman dari kehidupanku sendiri.  


Chapter Nine :
Kupu- kupu

Kupu kupu siapa yang tidak mengetahui hewan indah ini. Dia mempunyai sayap yang berwarna- warni. Dia bisa terbang bebas sebebas yang dia mau. Dia terbang membawa mimpi- mimpi dalam hidupnya. Itulah kenapa aku menyukai hewan kecil ini. Aku ingin menjadi seekor kupu- kupu yang terbang bebas. Begitupun aku, aku juga ingin terbang tinggi membawa impian di masa yang akan datang. 
Memang tak ada yang tahu bagaimana kehidupanku di masa yang akan datang. Tetapi tak ada salahnya jika kita mempersiapkan segala hal untuk dikehidupan yang akan datang. Banyak hal yang aku rencanakan dalam hidupku. Banyak juga impian- impian yang aku harapkan. Semua impian- impian yang aku lakukan semua untuk orang- orang yang aku sayang. Untuk orang- orang yang membutuhkanku. Tak ada salahnya kita bermimpi dan impianlah yang akan memberi motivasi kita untuk memperjuangkan hidup.
Banyak hal yang ingin aku lakukan pertama aku ingin mempunyai panti asuhan. Dari kecil aku sudah memimpikan hal ini. Di panti asuhan ini aku ingin menampung anak- anak yang kurang beruntung. Anak-anak yang tidak diharapkan kehadirannya. Anak- anak yang tersisih dari orang- orang yang dicintainya. Aku tahu betapa sakitnya menjadi anak yang tidak diharapkan. Memang mereka kurang beruntung di masa kecil tetapi aku ingin menjadikannya orang yang beruntung di masa yang akan datang. Aku ingin memberikan mimpi di setiap anak yang kurang beruntung.
Selain ingin mendirikan panti asuhan, aku juga ingin mempunyai sebuah yayasan pendidikan. Aku banyak melihat anak- anak yang tidak merasakan sekolah. Padahal sekolah adalah hal yang penting dalam hidup mereka. Sekolah dapat dijadikan jalur untuk mewujudkan impian- impian mereka. Alasan finansial sering dijadikan alasan mereka untuk tidak sekolah. Ini sangatlah miris di usia belia mereka tidak dapat menikmati rasanya sekolah. Usia mereka merupakan usia emas untuk perkembangan mereka. Tetapi apa daya nasib berkata lain.
Aku ingin sedikit merubah nasib mereka. Aku ingin memberi kesempatan mereka yang kurang beruntung untuk merasakan sekolah tanpa di kenakan biaya sedikitpun. Aku ingin mempunyai sekolah mulai dari SD, SMP sampai SMA. Selama aku hidup banyak kenikmatan yang aku dapatkan dari sekolah. Mulai dari bertemu ilmu- ilmu baru, guru- guru baru, hingga teman- teman baru. Aku ingin mereka merasakan seperti yang ku rasakan.


***__“ The to End – The End ”__***

0 komentar:

Posting Komentar