Dilarang
mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun,
Termasuk
dengan cara menggunakan mesin fotokopi, tanpa izin yang sah dari penerbit
2014.117 SP
Putri Melitawati
TEGAR
MESKIPUN TERSISIHKAN
Cetakan
Pertama – 13 Oktober 2014
Hak
Penerbitan Pada PT Arif S P Group Persada, Riau
Desain
Cover oleh Arif SP REKA Studio Grafis
Dicetak
di Arif S P Pers
PT Arif S P Group Persada
Kantor
Pusat :
Jl.
Aur Kuning, No. 03, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau 28265
Tel
: -
I.
Undang –
Undang No.19 Tahun 1992;
1)
Barangsiapa
dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat 1 atau pasal 49 ayat 1 dan
ayat 2 dipidana penjara masing – masing paling singkat satu (1) bulan
dan atau denda paling sedikit Rp.
1.000.000,00 (Satu juta rupiah), atau penjara palimg lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (Lima Miliar rupiah).
2)
Barangsiapa
dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran suatu barang hasil hak cipta atau terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipidanakan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah).
Daftar Isi
Daftar Isi i
Sapa Penulis ii
Chapter One :
It’s My Live’s Be Start 1
Chapter Two :
Tersayang 4
Chapter Three :
Orang Paling Teraniaya 8
·
Masa kanak – kanak (MK) 8
·
Masa Sekolah Dasar (SD) 9
Chapter Four :
Pacar Atau Musuh 14
·
Masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) 14
Chapter Five :
Pendidikan Jatuh Cinta 17
·
Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) 17
·
Masa Kuliah 23
Chapter Six :
Yang Terpenting 32
Chapter Seven :
Inspirasi On 34
Chapter Eight :
Berbagi Itu Menyenangkan 35
Chapter Nine :
Kupu
kupu 38
Penutup 40
Sapa Penulis
S
|
egala puji dan syukur hanya
bagi-Mu ya Rabb. Karena dengan hidayah-Mu, Engkau masih memberi kesempatan
kepada siapapun termasuk diri ini untuk memperbaiki diri. Dengan rahmat-Mu,
Engkau tutupi aib-aib diri ini. Dengan kebesaran-Mu, Engkau masih membiarkan
diri ini melakukan apapun. Dan, dengan kasih sayang-MU, Engkau membiarkan pula
diri ini menyelesaikan buku ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurah pada
junjungan dan pemimpin suri teladan kami, Nabi Muhammad Saw. Dan, juga pada
keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya sampai ke akhir zaman.
Ya Rabb, buku ini menjadi saksi perjalanan hidup dan
pertobatan kelam masa silam. Kedepannya saya tidak tahu bagaimana perjalanan
hidupp ini berjalan. Yang ada adalah hari ini, saya bertobat kepada-Mu atas
kejahiliahan saya di masa silam dan masa depan yang akan saya jalani. Rasa syukur
juga saya ungkapkan atas nikmat yang tidak henti-hentinya Engkau limpahkan
kepada saya. Tidak layak saya menuliskan autobiografi saya ini. karena
sesungguhnya Engkaulah yang menggariskan perjalanan hidup ini hingga saat ini.
namun, bukankah Engkau pula yang mengingatkan, “Jangan Putus Rahmat”. Saya
ingin Khusnul Khatimah. Saya tidak
ingin berlama-lama apalagi pada kekelaman.
Bila mengingat masa silam, sesak rasanya dada ini.
tenggorokan selalu tersedak karena berpacu dengan tumpahan air mata. Air mata
yang mengalir begitu saja tanpa bisa terbendungkan. Seakan tidak cukup sisa
hari-hari untuk menerangi lorong-lorong gelap yang selalu menguntit dan
membayang-bayangi. Tidak bisa semua ibadah menebus kekeliruan. Ampuni dan
kasihani kami ya Rabb. Rahmat dan kasih sayang-Mu adalah yang kami harap.
Diantara kelunya kata ma’af yang tidak berhenti ini, ada
sisipan terima kasih yang harus saya utarakan. Wa bill Khusus untuk kedua orang
tua saya yang sampai saat ini masih bersemangat untuk mengasihi dan menyayangi
saya. Senantiasa ada disetiap saat, sejak diri ini dilahirkan sampai sekarang
ini. saya mengerti ucapan terima kasih ini sama sekali tak membalaskan segala
macam bentuk pengorbanan yang telah
dicurahkan oleh kedua orang tua saya selama ini. Untu keluarga besar,
abang-abang, kakak-kakak, adik dan semua yang pernah mengenali saya, Terima kasih
tidak terhingga karna sudah hadir dalam hidup saya. Dengan hadirnya kalian
semua, kalian juga turut andil dalam perjalanan kehidupan saya hingga saat ini.
Diantara masalah dan liku-liku perjalanan kehidupan yang tidak henti mendera.
Akankah kalian bertahan? Ah, andai kita hidup di negri jiran. All of you are not the best. But really. You
are Limited Edition, Best Of The Best.
Bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik, don’t be late, tunggu apa lagi. Bagi
yang ingin mengutip suatu kalimat, silahkan dikutip. Bukankah ilmu akan semakin
berkembang bila di tebar. Jika dilarang, maka yang bisa selamat dan bahagia
hanyalah orang-orang pilihan Allah Swt seperti Nabi dan Rasul Serta
Makhluk-makhluk pilihan lainnya.
Salam
kasih,
Penulis
Chapter One :
It’s My Live’s Be Start
Nama lengkapku
adalah Putri Melitawati. Aku sangat bersyukur kedua orang tuaku memberiku nama
tersebut. Menurutku nama Putri Melitawati adalah nama yang indah. Kedua orang
tuaku berharap dengan nama tersebut akan menjadi doa untukku supaya aku menjadi
seorang wanita yang solehah yang selalu taat kepada Allah sebagai Tuhanku dan
taat kepada kedua orang tuaku. Selain itu kedua orang tuaku juga berharap aku
selalu diberi kenikmatan oleh Allah dalam setiap langkahku di dunia.
Nama
panggilanku adalah Mei. Namun, ada suatu kebiasaan di kos tempat tinggalku. Di
mana setiap nama panggilan akan diubah untuk lebih mengakrabkan semua penghuni
kos. Namaku Mei diubah menjadi Putri. Nama Putri diambil dari nama pertamaku.
Menurut mereka agar lebih gaul dan mudah disebut, padahal menurutku sama saja,
malah tambah ribet. Bukan hanya namaku saja yang diubah tetapi semua penghuni
kos. Seperti misalnya temanku yang paling menyebalkan nama aslinya adalah Lela
tetapi kami memanggilnya Nur Lek. Jadi jangan heran jika ada yang memanggilku Mei
ataupun Putri. Aku selalu beranggapan apapun namaku itu merupakan berkah yang
harus disyukuri.
Saat
ini saya masih tinggal bersama kedua orang tua dan abang/kakak serta adikku.
Kami tinggal di desa kecil yang terletak di Tandihat tepatnya di Kabupaten
Rokan Hulu. Tempat tinggal kami memanglah sebuah desa kecil yang memang cukup
makmur. Dipimpin oleh seorang kepala desa yang bijaksana yang bernama Bapak Ali
Imran,SE. Desaku cukup aman dan nyaman untuk ditempati. Desa Tandihat terletak
di pinggir jalan Lintas Sumatera yang di sebelah Selatan dan Utara jalan
terdapat Perkebunan Sawit yang terhampar. Sebagaian besar penduduk bermata
pencarian sebagai petani perkebunan sawit. Baik itu milik pribadi, maupun milik
perusahaan swasta serta milik negara.
Sebenarnya
jika boleh jujur ada yang tidak aku sukai dari desaku. Memang bisa dikatakan
masyarakat di desaku tinggal adalah masyarakat yang tergolong makmur. Orang
yang kayalah yang dihormati dan dikenal. Mungkin kata- kata itu memang benar.
Seperti yang terjadi di desaku. Jika orang yang mempunyai kekuasaan dan
kekayaan pasti akan dikenal dan dihormati. Dan orang- orang yang tidak mampu
bersiap- siaplah untuk merasa terasing. Aku sendiri heran kenapa sebagian besar
masyarakatnya seperti itu. Menurutku ini sangatlah tidak adil. Kita hidup dalam
kebersamaan di sebuah desa kecil yang cukup makmur tetapi kenapa perbedaan tetap
ada dan dipermasalahkan. Seperti yang pernah aku amati ketika Pak Dheku sedang
berduka karena ibu beliau meninggal dunia terbukti orang yang datang melayat
banyak. Bahkan ada satu tradisi di desaku yaitu jika ada orang meninggal maka
pihak keluarga harus mengadakan tahlil selama tujuh hari. Hal ini terlihat pada
saat Pak Dheku mengadakan tahlil di rumahnya selama tujuh hari tersebut selalu
ramai selalu banyak orang yang datang untuk melayat. Tetapi beda halnya dengan
tetanggaku ketika dia harus kehilangan orang yang dicintai. Pada saat
pelaksanaan tahlil hanya sedikit orang yang datang mungkin hanya orang- orang
di lingkungan sekitar saja yang datang. Dan maklum sajalah karena Pak Dheku
adalah orang yang cukup kaya dan terpandang di desaku sedangkan tetanggaku
hanyalah seorang petani biasa.
Permasalahan
tersebut membuat aku tidak nyaman untuk tinggal di sana. Akupun pernah berpikir
jika besok aku tak akan menjadi masyarakat desa Tandihat lagi. Memang aku tidak
suka dengan sistem masyarakatnya. Perangkat desa yang ada di desa Tandihat juga
terlihat “gemedhe” kalau orang Jawa
bilang.
Hampir
tidak ada hal yang istimewa dari tanah kelahiranku ini. Sepanjang mata
memandang hanya terpapar sawit. Bahkan aku sempat berfikir, akan lebih pantas
jika tempat tinggalku ini di ganti namanya menjadi kota sawit. Karena dimana –
mana ada sawit. Mulai dari jalanan, perkebunan sampailah kepada areal rumah.
Di
Pekanbaru saat ini aku berada, tepatnya di jalan Gading Marpoyan. Aku tinggal
di Perumahan Gading Marpoyan Blok D nomor 23. Aku tinggal disebuah rumah milik
orang tuaku yang dijadikan tempat kos-kosan yang sederhana. Di sini aku tinggal
bersama 8 temanku. Di kos ini aku menemukan sebuah keluarga baru. Sebuah
keluarga yang tidak terdapat ikatan darah tetapi terdapat ikatan batin. Di sini
kami merasa senasib sebagai anak rantau. Kekeluargaan sangat terasa jika
tinggal di kos ini. Kenyamanan juga menjadi kesan pertama ketika tinggal.
Meskipun aku jauh dari orang tua tetapi aku merasa aman di sini karena kita
semua saling melindungi satu sama lain. Kekompakanpun jelas terlihat hal ini
terbukti ketika kos mengadakan rutinitas kegiatan. Kami juga tidak membeda-
bedakan dan tidak mempermasalahkan dari mana kami berasal.
Chapter Two :
Tersayang
Aku adalah anak
keempat dari lima bersaudara yang terlahir dari pasangan suami istri tujuh
belas tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 06 juni 1997. Aku bersyukur sekali
dilahirkan dari rahim seorang ibu yang memiliki sifat lemah lembut. Kedua orang
tuaku begitu sabar menantikan kehadiranku di dunia karena aku lebih suka
tinggal didalam rahim ibu. Hal ini terbukti dengan usia kehamilan ibuku sewaktu
mengandung aku yang mencapai sebelas bulan.
Kelahamilan
ibu pada saat mengandung aku bisa dikatakan unik. Pada saat hamil ibu
mengandungku selama sebelas bulan. Memang bisa dikatakan sangat aneh. Kata ibu
dulu pada saat ibu hamil kakekku pernah berkata jika ibu hamil akan diadakan
pagelaran syukuran di rumah. Tetapi meski ibu sudah hamil kakekku tidak segera
melaksanakannya. Alhasil aku tidak mau keluar dari rahim ibuku. Baru setelah
sebelas bulan pada suatu malam kakekku menggelar pagelaran Syukuran dan anehnya
pada malam itu juga aku terlahir.
Ibuku bernama
Sri Taurina. Ibuku adalah ibu terbaik diseluruh dunia. Beliau sangat menyayangi
anak- anaknya. Tetapi saat ini aku merasakan kesedihan yang begitu mendalam.
Tak pernah kusangka sebelumnya ibuku menderita Sesak nafas. Dadanya sering
sesak ketika dia banyak pikiran. Meskipun ibu mempunyai penyakit seperti itu
ibu tidak pernah mengeluh sedikitpun. Itulah yang selalu membuatku belajar dari
ibu yaitu selalu mensyukuri segala sesuatu yang ada di dalam diri kita. Satu
lagi yang membuatku bangga kepada ibu. Beliau selalu rela berkorban demi
keluarga misalnya saja ibu rela tidak makan asalkan keluarga bisa makan dengan
kenyang. Pernah suatu ketika tiga belas tahun yang lalu saat perekonomian
keluarga belum semapan sekarang, ibu membeli sate kambing untuk makan malam.
Tetapi ibu tidak makan sate kambing segigitpun justru beliau hanya makan nasi
dengan kecap sisa sate tersebut. Semua sate kambingnya diberikan kepada bapak,
aku, abangku, kakakku serta adikku. Memang sungguh miris jika melihat ibu
makan.
Aku
selalu berdoa untuk kesembuhan ibuku. Saya sangat berharap ibu kembali seperti dulu
tidak sakit- sakitan terus. Satu yang pernah ibu katakan padaku yang membuatku
benar- benar merasakan keharuan dan kesedihan yang begitu mendalam. Ibu ingin
sekali membuatku menjadi orang sukses. Satu yang selalu ditakutkan ibu. Dia
takut tidak bisa melihat kesuksesan yang diraih anak- anaknya kelak. Aku selalu
berharap ibu akan selalu menemani setiap langkahku.
Ibu
mungkin beruntung memiliki pendamping seperti bapakku yang bernama Kliwon
Suwarno. Meskipun bapak hanya petani biasa yang saat ini alhamdulillah sudah
diangkat sebagai pegawai negeri swasta (PNS), tetapi bapak selalu berjuang
untuk keluarga dan anak- anaknya. Bapak adalah seorang pekerja keras. Beliau
mau melakukan apa saja supaya asap dapur terus mengepul dan biaya sekolah kami
tetap lancar. Dulu bapak hanyalah seorang kuli. Dia berangkat dari pagi pulang
sore begitu setiap harinya. Dan malamnya yang seharusnya digunakan sebagai
waktu istirahat digunakan bapak untuk mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan
kisah-kisah yang mendidik. Aku merasakan betapa lelahnya bapak dalam mencari
nafkah untuk keluarga. Kegigihan dan kerja keras bapak menjadi pelajaran yang
sangat berharga untukku. Tetapi Alhamdulillah sekarang bapak sudah tidak
menjadi kuli lagi berkat kerja keras dan kegigihanya. Sekarang bapak sudah
memiliki perkebunan sendiri yang lumayan banyak untuk orang kampung. Sekarang
bapak tidak menyewa lahan lagi untuk digarapnya tetapi bapaklah yang menyewakan
lahannya untuk orang lain. Sekarang Bapak memiliki 30 hektar yang dikelolanya sendiri
dan 20 hektar lahan yang disewakan. Ditambah lagi sekarang bapak sudah diangkat
menjadi PNS dengan penugasan di Dinas Pertanian Rokan Hulu setelah 30 Tahun
mengabdi.
Aku
memiliki abang dan kakak yang ganteng serta cantik. Abangku yang merupakan anak
pertama bernama Eddy Purwanto, yang kedua bernama Endra Istianto. Anak ayah
yang ketiga adalah kakaku yang bernama Efitri Mayasari. Lebih dikenal dengan
panggilan Efit. Mereka semua sangat sayang kepadaku. Walau terkadang aku sering
kesal kepada mereka karna mereka sering meninggalkan aku sendirian sehingga aku
tidak punya teman bermain. Aku juga memiliki seorang adik laki-laki yang sangat
bandel. Dia bernama Sukma Rahmat efendi. Dia biasa dipanggil Rahmat. Saat ini dia
sedang berada di kelas 1 di SMA Negeri 02 Rambah Hilir. Walaupun namanya Rahmat
aku selalu memanggilnya Menyeng. Menyeng adalah anak yang sangat hiperaktif. Hampir tiap hari dia tidak
pulang di rumah. Dia selalu bermain bersama teman- temannya. Jujur ketika aku
kecil aku benci sekali dengan adikku karena aku takut kasih sayang dari kedua
orang tuaku akan terbagi. Tetapi sekarang sudah tidak lagi. Rasa benci yang
dulu ada sekarang berganti dengan rasa sayang yang tiada bandingnya selayaknya
sayang dari sang kakak kepada sang adik.
Kedua
orang tuaku memang bukanlah dari orang yang mengenyam pendidikan tinggi. Ibu
hanya lulusan SMA. Hanya ayah yang sedikit beruntung dapat menamatkan studi
strata 1 pada jurusan pertanian tempo dulu. Walaupun demikian, mereka selalu
mengutamakan pendidikan untuk anak- anaknya. Kedua orang tuaku terutama ibu
begitu menggebu- gebu untuk menyekolahkanku di sekolah yang memiliki fasilitas
lengkap. Meskipun kami hidup dalam kesederhanaan, orang tuaku selalu
menyisihkan uang untuk keperluan pendidikan kami. Kedua orang tuaku juga
mempunyai impian untuk menyekolahkanku sampai pendidikan tinggi. Aku juga
selalu berharap semoga apa yang diimpikan kedua orang tuaku akan terkabul.
Aku
memang tergolong anak yang manja kepada orang tua. Orang tuaku dulu juga sering
memanjakanku. Maklum lah karena aku adalah Putri Bungsu dalam keluarga. Orang tuaku
juga harus menunggu lama untuk kehadiranku di dunia karna kehamilan ibu yang
sampai sebelas bulan. Pada saat aku masih kecil segala yang aku inginkan pasti
dituruti. Meskipun pada saat itu uang dari kedua orang tuaku bisa digolongkan
pas- pasan tetapi mereka tidak menghiraukan hal tersebut yang terpenting dalam
hidup mereka adalah kesenanganku. Pernah suatu ketika pada saat aku masih
berumur enam tahun. Di desaku sedang dilaksanakan sebuah karya wisata ke Danau
Toba. Pada saat itu aku ingin sekali ikut tetapi orang tuaku sudah tidak punya
uang lagi karena uang mereka sudah digunakan untuk berobatku. Aku sempat
dilarikan di rumah sakit karena lambungku mengalami infeksi. Pada saat itu aku
tidak mau tahu dan aku selalu marah karena ingin pergi ke Yogyakarta. Kemudian
orang tuakupun terpaksa harus berhutang kepada pak dheku untuk membayar karya
wisata tersebut. Jika aku ingat masalah tersebut sungguh rasanya sedih sekali.
Betapa jahatnya aku kepada orang tuaku. Aku hanya ingin kesenangan saja tanpa
tahu bagaimana kondisi kedua orang tuaku. Andai aku dapat kembali kemasa lalu
tak akan aku biarkan kedua orang tuaku harus terbebani karena aku. Aku akan
lebih memilih tidak ikut karya wisata tersebut.
Dulu aku selalu
takut jika harus bepergian tanpa orang tuaku. Kemanapun aku berada orang tua
harus ada di sampingku menemaniku. Jika aku bermainpun ibu harus ada menemaniku.
Chapter Three :
Orang Paling Teraniaya
Masa
Kanak-kanak (MK) – Masa Sekolah Dasar (SD).
@Masa
Kanak-Kanak (MK) :
Banyak kejadian
yang pernah aku alami sewaktu masih masa kanak - kanak (MK). Mulai dari
kejadian yang paling menyedihkan hingga kejadian yang paling memalukan. Dimulai
dari kejadian yang paling menyedihkan dulu waktu MK aku pernah jatuh hingga
gigiku harus tanggal. Ketika itu aku sedang bermain prosotan aku sempat
terjatuh dengan kepala berada di bawah. Dan dalam kejadian tersebut aku harus
rela satu gigiku tanggal. Jika soal jatuh tak hanya kali ini saja. Selain itu
akupun pernah terjatuh ketika acara jalan santai bersama teman- teman satu Desa.
Sewaktu itu aku memakai sepatu yang bertali. Di tengah jalan tali sepatu yang
aku pakai lepas dan tidak sengaja aku menginjaknya. Dan akupun terjatuh
tengkurap di jalan. Kedua telapak tangan dan kaki ku berdarah terkena kerikil-
kerikil yang ada di jalan. Itu adalah bebarapa pengalaman yang menyedihkan
sewaktu aku MK.
Ada kebiasaan
aneh yang membuatku sedikit berbeda dengan anak-anak yang lainnya. Aku adalah
anak super lucu dan aneh. Betapa tidak, saat kecil aku mempunyai kebiasaan yang
sangat aneh yaitu mencium bulu kucing. Kucing tersebut bernama Ciling yang
tentunya adalah kucing kesayanganku. Karena kebiasaanku yang aneh ini
menyebabkan aku menjadi ketergantungan dan kemudian membawa efek samping bagi
diriku sendiri. Diriku terserang penyakit Sesak nafas, Tipus dll. Kebiasaan
burukku ini terus berlanjut sampai kemudian ibu membuang kucing kesayanganku
tersebut. Andai bisa kuunkapkan kesedihan ku saat itu. Entahlah..
Setelah ibu
membuang kucing kesayanganku, aku mencari akal bagaimana agar aku bisa
melanjutkan kebiasaanku tersebut. Jika tidak seperti ada yang kurang didalam
hidupku ini. Berbagai cara aku coba dan kemudian cara yang paling aku suka adalah
dengan membuat guntingan kecil pada kain perca dengan ukuran ytang sangat
kecil. Aku memainkan kain itu ke hidungku seperti saat aku mencium bulu kucing.
Setaip ada bahan baju yang lembut, pada bagiuan ujungnya pasti aku gunting
dengan ukuran yang sangat halus seperti bulu. Dan lebih parahnya lagi aku
memberi nama pada kain perca hasil buatanku itu dengan nama Kul-kul. Dengan
kul-kullah aku melanjutkan hidupku. Lucunya, kemana aku pergi, kul-kul selalu
aku kalungkan di leher seperti syal. Jika aku sudah memainkan kul-kul pada
hidungku maka aku akan mudah tertidur. Tidak perduli dimanapun aku berada dan
kapanpun waktunya aku pasti tertidur.
@ Masa Sekolah
Dasar (SD) ;
Setalah
umur lima tahun aku ingin ikut kakak dan abangku bersekolah. Karna aku merasa
sangat jenuh bila sendirian di rumah. Sebenarnya orang tuaku berat hati untuk
mengizinkan, namun aku terus merengek dan memaksa untuk tetap bersekolah.
Akhirnya orang tuaku membolehkan aku untuk sekolah. Saat itu tak ada kata yang
bisa ku ungkapkan akan bagaimana bahagianya aku. Aku melanjutkan di SD 02
Negeri Tambusai. Pada awal-awal kelas satu prestasiku tidak begitu menonjol.
Aku hanya dapat ranking lima. Baru
kemudian pada awal kelas tiga hingga kelas enam prestasiku sudah mulai
terlihat. Pada awal kelas tiga hingga kelas enam aku selalu mendapat ranking
satu maupun dua. Pada saat SD aku mempunyai banyak pengalaman.
Berbagai lomba
pernah aku ikuti meskipun jarang sekali mendapatkan juara. Aku pernah mengikuti
lomba siswa teladan pada saat kelas lima. Pada saat lomba tersebut aku
mendapatkan teman baru. Kami begitu akrab meski baru pertama bertemu. Dia
bernama Sinta. Orangnya cantik dan baik. Pada saat itu dia memiliki rambut yang
panjang. Dan pada saat pengumuman lomba ternyata temanku Sinta tersebut
mendapat juara satu sedangkan aku masuk tiga besar saja tidak. Memang Sinta
adalah anak yang cerdas terbukti kemarin waktu aku bertemu dengannya ternyata
dia sekarang kuliah disalah satu Universitas di Jerman. Memang sungguh hebat
sekali dia. SMAnya-pun merupakan salah satu SMA terbaik di Indonesia yaitu SMA
Taruna Nusantara Semarang.
Selain
lomba siswa teladan aku juga pernah mengikuti lomba IPU atau ilmu pengetahuan
umum. Lomba baca puisi juga pernah aku ikuti. Pada saat lomba IPU prestasiku
lumayan walau hanya mendapat juara tiga tapi setidaknya masuk tiga besar.
Tetapi pada saat lomba puisi aku tidak mendapatkan juara. Maklumlah suaraku
memang begitu keras. Tetapi yang sampai sekarang aku bingungkan bagaimana bisa
guruku memilihku untuk mengikuti lomba baca puisi sedangkan suaraku pada saat
itu pas- pasan.
Saya
pernah merasakan kecewa waktu SD karena aku ingin sekali lomba pesta siaga
sewaktu kelas lima. Sebenarnya guru- guruku menginginkan aku ikut tetapi karena
umurku sudah melampaui batas umur untuk ikut lomba tersebut. Sedih sekali
rasanya tetapi kesedihanku terobati dengan aku diikutkan lomba pramuka untuk
golongan penggalang. Dalam perlombaan tersebut dari sekolahku diwakili oleh 10
putra dan 10 putri. Dalam pramuka tersebut terdapat lomba pentas seni dan dari
sekolahku menampilkan tarian menuju puncak. Dalam tarian tersebut kami
mengikuti gerakan pada salah satu ajang pencarian bakat menyanyi disalah satu
stasiun televisi swasta. Pada saat mengikuti perlombaan tersebut dengan
semangat kami menari tetapi ada satu yang kami sesali karena kami tidak begitu
kompak dalam menampilkannya.
Malampun
semakin larut, dan ini adalah saatnya kami harus tidur. Rasanya begitu capek
sekali. Kami juga harus berbagi tempat dalam tenda dengan teman- teman sekelompokku.
Tidur berdesak-desakan dan hanya beralasakan tikar merupakan hal yang paling
berkesan. Pada saat tidur ada- ada saja hal yang diperbuat oleh teman- temanku.
Salah satu dari mereka ada yang kentut. Sontak kamipun tertawa bersama. Pada
saat tidurpun ada hal yang paling memalukan yang aku lakukan. Pada saat tidur
aku bermimpi sedang pentas menari menuju puncak dan alhasil akupun mengigau.
Dengan gerakan yang tidak begitu jelas aku tidur sambil menari. Salah satu dari
guru pendampingku melihatnya dan yang lebih parah beliau merekam semua
igauanku. Dan keesokan harinya pada saat kami sedang bersiap- siap untuk pulang
beliau memperlihatkan hasil rekaman igauanku. Dan teman- teman yang lainpun
ikut menonton mereka tertawa bersama dan malu tentu saja aku dapatkan.
Pada
saat SD menurutku aku adalah orang yang paling teraniaya di dunia. Karna aku
harus menghadapi guru – guru yang sangat kejam bagiku. Aku juga harus menhadapi
mata pelajaran yang sangat tidak aku sukai. Matematika, yaa.. matematika adalah
pelajaran yang sangat aku benci. Pernah suatu ketika aku diberikan tugas yang
sama sekali tidak aku pahami. Ku putuskan untuk bertanya pada ibu, namun ibu juga tidak mengerti. Kemudian aku
bertanya pada ayah. Ayahpun menjelaskan. Mungkin otakku ini telah mati untuk
matematika hingga akupun tak kunjung mengerti dan hal itu menyebabkan ayah
emosi. Ayah memukulkan pensil kepadaku sampai patah dua. Setalah kejadian itu,
tak pernah lagi kutanyakan pada ayah bila ada tugas. Aku trauma. Sempat aku
terpikirkan untuk iri kepada kakakku yang cantik. Kakakku efit adalah anak yang
smart, hal ini dia buktikan dengan mendapatkan juara umum di sekolah. Tapi di
sisi lain aku juga merasa bangga memiliki kakak yang sepintar dia. Selain itu,
aku jura merasa teraniaya apabila hampir
semua teman laki- lakiku memusuhiku. Mereka memang tidak suka jika aku
berhasil. Segala keusilan pernah aku dapatkan di kelas. Pernah suatu ketika
pada saat aku kelas lima teman- teman menempelkan permen karet di bangkuku. Dan
alhasil permen karet tertempel di rokku. Bukan hanya itu saja keusialan mereka.
Pada saat aku sedang ada pelajaran olahraga. Seperti biasa saat pelajaran
olahraga aku harus menyopot sepatuku. Dan pada saat setelah selesai olahraga
ternyata kaos kakiku hilang satu. Ternyata kaos kakiku diumpetkan oleh salah
satu temanku. Alhasil aku tidak memakai kaos kaki pada saat sekolah. Itu adalah
contoh sebagian kecil dari keisengan mereka.
Saat
aku SD aku sudah mengerti antara teman sejati dan teman bohongan. Aku memiliki
seorang teman bernama Dewi. Dia memang sainganku dalam berprestasi. Sebenarnya
kita masih saudara. Dihadapanku dia sangat baik kepadaku tetapi dibelakangku
dia bersikap tidak senang padaku. Ketika ada permen karet dikursiku ternyata
dia juga ikut menaruh permen karet tersebut. Entah kenapa dia membenciku
seperti itu. Sampai sekarangpun dia seperti masih mempunyai dendam kepadaku
terbukti jika kita berpapasan di jalan dia tidak pernah mau menyapa.
Apalagi
kemarin aku sempat ada masalah dengan dia. Ternyata Dewi dari kecil dulu hingga
sekarang suka dengan temanku yang bernama Wawan. Wawan adalah teman baikku. Dia
juga masih anak dari kerabat keluargaku. Wawan memang dekat denganku kami
begitu akrab. Waktu kecil kita sering bermain bersama di rumahku. Ketika aku
berada di kelas tiga SMA aku begitu akrab dengan Wawan. Dan dia bilang kepada
Wawan bahwa dia suka dengan Wawan. Tetapi Wawan bilang jika dia suka denganku.
Mungkin karena itulah sekarang dia tidak menyukaiku. Padahal aku merasa tidak
mempunyai masalah dengannya. Aku selalu berharap kami akan baikan, kami kembali
seperti dulu. Sewaktu kecil kami sering bermain bersama. Mulai dari bermain
boneka, bermain masak- masakan, bermain sepeda, dan berdandan selayaknya artis.
Sewaktu kami belum bisa bersepeda, kami sering berlatih bersama. Dewi mempunyai
sepeda kecil sekali, aku sering meminjamnya untuk berlatih karena sepedaku
terlalu besar. Jujur saat ini kangen sekali dengan kebersamaan itu.
Dibalik
teman- teman yang memusuhiku aku beruntung mempunyai teman- teman yang baik
kepadaku. Teman- teman tersebut adalah Yuli, Dwi, dan Nur. Kami memang
bersahabat sejak kecil. Meraka sangat baik kepadaku. Sampai sekarangpun kita
masih berteman dengan baik. Sekang temanku yang bernama Nur dan Dwi sudah
mempunyai suami dan mempunyai anak. Tinggal aku dan Yuli yang masih menjomblo.
Sebenarnya
tidak semua teman laki- lakiku kejam padaku. Ada tiga temanku yang bernama
Santo, Wawan, dan Ricky. Kami sering sekali belajar kelompok bersama. Setiap
hari aku, Dwi, Nur, Santo, Wawan, dan Ricky sering ke rumah Yuli untuk belajar
kelompok sambil bermain dan mencari buah kersen. Rumah Yuli memang tempat yang
paling nyaman. Rumahnya penuh pohon- pohon dan banyak sekali pohon kersen di
sana sehingga membuat suasana menjadi nyaman. Kebersamaan kami begitu erat
setiap hari setelah pulang sekolah pasti kita berkumpul di sana. Sampai
sekarang kami masih begitu akrab tetapi sayang temanku yang bernama Santo sudah
berubah. Dia sudah agak sombong jika bertemu saja dia sama sekali tidak
menyapa.
Sebenarnya
aku bukanlah anak yang hiperaktif seperti
adikku si Rahmat. Jauh dalam kepribadianku aku adalah anak yang pendiam. Aku
hanya bicara seperlunya. Dan kebanyakan aku berbicara adalah saat di kelas.
Walaupun demikian bukan aku tidak berbicara dengan teman-temanku. Aku juga
cukup banyak berbicara dengan teman-temanku. Bahkan jika temanku itu adalah
orang yang aku sukai dalam berteman aku akan menjadi anak yang cerewet. Aneh
Bukan?? Tapi itulah aku apa adanya. Aneh tapi nyata.
Dalam
berteman aku cukup selektif. Aku tidak berteman dengan sembarangan orang. Aku
terlalu takut jika nanti aku terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik.
Alhasil karna sifatku yang selektif aku jadi tidak mempunyai banyak teman.
Tetapi aku bersyukur, walaupun aku tidak mempunyai banyak teman, tetapi aku
mempunya beberapa sahabat sejati yang sangat baik dan supel. Walaupun kini kami
berjauhan tetapi komunikasi kami tetap terjalin. Memang benar jika ada yang
bilang persahabatan bagai kepompong meskipun sekarang kita sudah berubah dewasa
namun persahabatan akan tetap menjadi persahabatan yang tak akan pernah musnah
dimakan usia.
Chapter Four :
Pacar
Atau Musuh
Masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ;
Setelah
lulus dari SD kebetulan aku, Ricky, Yuli dan Dewi bersekolah di tempat yang sama
yaitu di SMPN 2 Tambusai. Dan kebetulannya lagi aku dan Dewi satu kelas. SMPku
merupakan salah satu SMP favorit di kota kabupaten Rokan Hulu. Pada saat aku
SMP, SMPku sudah memilki predikat sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN).
Memang sekolahku tergolong sekolah elit. Kebanyakan teman- temanku adalah anak
orang kaya, pejabat, dan pengusaha sukses. Semua peserta didik juga memilki
kemampuan yang sangat baik. Rata- rata teman- temanku pintar. Pada saat awal
masuk di sana jujur saja aku sedikit minder karena aku bukanlah siapa-siapa.
Aku bukanlah anak orang yang berdasi dan bukanlah anak dari saudagar kaya.
Tetapi dengan seiringnya waktu aku mulai terbiasa dengan kondisi tersebut.
Ternyata teman- temanku baik. Mereka tidak memandang siapa kita.
Pada awal aku
masuk SMP dunia begitu asing menurutku. Aku bertemu dengan orang- orang baru
yang tak aku kenal sebelumnya. Pada kelas VII aku di kelas VII C yang diwali
kelasi oleh ibu Tri yang mengampu mata pelajaran ekonomi. Beliau adalah wali
kelas yang baik. Selalu memperhatikan anak- anak di kelas. Di SMP kelas satu prestasiku justru menurun.
Di kelas tujuh
aku memiliki seorang teman yang bernama Ade. Nama lengkapnya Ade Tegarindra.
Dia merupakan setua kelasku. Dulu dia orangnya usil banget. Tiap aku
mengerjakan tugas pasti diganggu. Pernah suatu ketika pada saat aku sedang
mengerjakan mencatat pelajaran matematika tiba- tiba dia datang mendekatiku dan
bolpoin yang aku gunakan direbutnya. Kamipun rebut- rebutan bolpoin pada saat
aku ambil tidak sengaja bolpoin tersebut terkena pipinya hingga berdarah. Pada
saat itu aku merasa bersalah sekali karena aku dia jadi terluka. Meskipun
pernah seperti itu, dia tetap saja tidak pernah berubah. Setiap aku menulis
pasti bolpoinku diambil dan pada saat aku sedang membaca pasti buku bacaanku
diambilnya. Tetapi itu menciptakan suatu keakraban tersendiri bagi kita.
Meskipun kadang aku jengkel karena tingkahnya namun aku tak pernah membencinya
apa lagi dendam justru tertawa sendiri jika ingat tingkah konyolnya.
Pada saat kelas
delapan aku berada di kelas VIII B. Kelasnya menurutku asyik juga. Di kelas
delapan aku kembali menemukan teman- teman baru karena di kelas delapan kita di
acak. Di kelas delapan aku sudah tidak satu kelas lagi dengan Ade. Itu tandanya
hidupku akan tentram. Pada saat di kelas delapan prestasi belajarku sudah mulai
meningkat. Walau aku tidak mendapat peringkat satu tapi setidaknya aku mendapatkan peringkat dua.
Masuk di kelas
sembilan aku merasa kembali seperti saat SD ada beberapa temanku yang sering
ngejailin aku. Mereka bernama Heri dan Ali. Setiap hari buku- bukuku mereka
umpetkan. Tidak hanya itu saja bahkan buku- bukuku sering mereka corat- coret.
Aku merasa sebel sekali kepada mereka bahkan aku pernah sampai menangis di
kelas karena ulah mereka. Sampai sekarangpun jika aku bertemu dengan mereka
rasanya ingin menonjok wajah mereka.
Di SMP kelas
sembilan ini juga aku sudah mengenal apa itu cinta. Dari pertemuan yang tidak
disengaja timbul suatu perasaan yang sulit diuraikan dengan kata- kata. Pada
suatu hari ada suatu kebodohan yang aku lakukan. Teman SDku yang bernama Nur
sedang jatuh cinta dengan seorang pria yang bernama Denit. Dengan inisiatif
sendiri aku membuat surat cinta untuk si Denit. Tetapi niat ingin membantu
mempersatukan mereka justru aku mempermalukan temanku sendiri. Surat yang aku
beri kepada Denit justru disebarkan seseorang yang bernama Puji. Sejak itulah
aku mengenal seseorang yang bernama Puji. Kesan pertama yang ada adalah
menyebalkan.
Entah bagaimana
ceritanya aku ditembaknya. Dia rela memutuskan pacarnya demi aku itulah yang
membuatku berfikir untuk menerimanya. Enam bulan berlalu pacaran kamipun
berjalan tanpa ada rintangan. Di awal yang bahagia namun harus berakhir dengan
tragis. Ternyata dia tidak sesetia yang aku fikirkan. Di belakangku ternyata
berkali- kali dia menghianati kepercayaanku. Dan yang paling menyedihkan
ternyata selama ini aku hanya dijadikan taruhan bersama teman- temannya.
Sosok yang aku
anggap sebagai malaikat yang selalu menghiasi dan mewarnai hari- hariku
ternyata tak lebih dari seekor babi yang menjijikan. Dulu aku selalu
beranggapan dia adalah orang yang sempurna. Karena ternyata dia pintar sekali.
Dia selalu mendapat juara parallel di
sekolahnya. Selain itu dihadapanku dia juga bersikap baik dan perhatian. Kini
semua kenangan tentangnya sudah ku tutup rapat dalam memoriku dan tak pernah ku
buka kembali. Aku akan membiarkan memori tentangnya berubah menjadi usah dan
lenyap dimakan usia.
Kelas sembilan
merupakan masa penuh kenangan. Pada saat ini kita harus merasakan perpisahan
dengan teman- teman SMP yang selama tiga tahun bersama. Kesedihan pasti terasa
pada saat akan ujian karena pada saat inilah sebentar lagi kita akan berpisah.
Seiring dengan semakin mendekatnya ujian dan perpisahan terdapat suatu
kegelisahan tersendiri di hatiku. Aku selalu berfikir apakah aku bisa
mengerjakan soal- soal ujian? Dimanakah aku akan melanjutkan sekolahku?
Chapter Five :
Pendidikan Jatuh Cinta
Masa Sekolah
menengah Atas (SMA) - Masa Kuliah
@ Masa Sekolah menengah Atas (SMA)
Aku memang
salah satu anak yang beruntung di saat siswa- siswa lain bingung mencari
sekolah tetapi aku sudah tenang karena aku sudah diterima disalah satu SMA
favorit di Kabupaten Rokan Hulu. Aku diterima di SMAN 2 Rambah Hilir. SMAN 2 Rambah
Hilir merupakan salah satu SMA yang berpredikat sebagai sekolah berstandar
internasional. Merupakan kebanggan tersendiri bagiku dan bagi orang tuaku aku
bisa diterima di sana. Tetapi ada satu kekhawatiran tersendiri bagiku karena di
SMAN 2 Rambah hilir merupakan salah satu sekolah yang memungut biaya mahal.
Sedangkan orang tuaku hanya orang biasa yang biasa membiasakan hidup sederhana
walaupun memang sebenarnya orang tuaku lebih dari mampu untuk itu.. Tetapi
keteguhan dan keyakinan dari orang tuaku yang menuntunku untuk meneguhkan hati
sekolah di sana.
Aku mendaftar
di SMA ini bersama dengan 11 temanku. Mereka adalah Lintang, Ulin, Hida, Tika,
Nia, Riski, Septian, Danar, Icha, Wahyu Nita ,Dewi dan Firla. Untuk dapat
bersekolah di sana memang syaratnya cukup berat. Kami harus memiliki nilai
rapor minimal rata-rata 75 dan kami juga harus mengikuti beberapa tes yaitu tes
tertulis dan tes wawancara. Pada saat tes tertulis kami bertiga belas berangkat
bersama karena memang jadwal kami tes bersamaan. Pada hari pertama saat tes
tertulis rasanya deg-degan dan agak sedikit takut jika aku tidak diterima di
sekolah ini. Pada hari itu pelaksanaan tespun berjalan dengan lancar Dan di hari kedua kami tidak dapat mengikuti
tes wawancara secara bersamaan karena memang pelaksanaan tes wawancara
dilaksanakanan dua kali. Dan saya mendapatkan hari kedua pelaksanaan wawancara.
Pada saat pelaksanaan wawancara begitu menegangkan. Bagaimana tidak pelaksanaan
wawancara kita harus menggunakan bahasa Inggris sedangkan aku tidak begitu
lancar berbahasa Inggris. Saat- saat
yang ditunggupun tiba namaku dengan urutan 49 dipanggil. Pada saat memasuki
ruangan rasanya benar- benar jantungku bertabuhan. Akupun mencoba untuk tenang
dan meningkatkan konsentrasi. Pada saat aku mengambil undian aku mendapatkan text report dalam teks ini aku
menceritakan pengalamanku pada saat study
tour di Pekanbaru. Dan dalam wawancara tersebut ada sedikit kekeliruan yang
setiap saat aku pikirkan setelah wawancara. Pewawancara pertama bertanya padaku
what do you buy tetapi aku mengira what do you by. Sehingga aku menjawab buy bus. Sontak kedua pewawancara yang
mewawancaraiku tertawa. Tes wawancarapun selesai dengan perasaan yang tidak
tenang karena kekeliruanku tersebut.
Akhirnya hari
yang ditunggu- tunggupun datang yaitu pengumuman penerimaan siswa baru. Dengan
hati yang berdebar aku melihat pengumuman tersebut dan tidak aku sangka
sebelumnya aku lolos dan secara otomatis aku diterima di sekolah tersebut.
Tetapi ada hal yang sangat mengecewakan tidak semua teman- temanku diterima.
Yang diterima di SMAN 2 Rambah Hilir hanyalah aku, Hida, Tika, Lintang, Ulin,
Danar, Riski, Wahyu Nita dan Dewi. Icha, Firla, Septian, dan Nia tidak lolos.
Sedih sekali kita tidak bisa satu sekolah lagi. Meskipun yang diterima 8 orang
tetapi Dewi, Wahyu Nita, dan Riski mengundurkan diri.
Pada saat masa
orientasi siswa rasanya senang sekali karena pada saat itu aku bertemu dengan
teman- teman baru. Pertama aku sekolah di sana rasanya minder sekali karena
kebanyakan teman- temanku lancar berbicara Inggris. Tetapi kedua orang tuaku
selalu memberiku semangat. Mereka menyuruhku untuk mendekati teman- teman yang
pintar dan menyuruhku belajar bersama mereka. Memang sekolah di SMAN 2 Rambah
Hilir mendapatkan tantangan sendiri untuk belajar di sana.
Pada saat SMA
banyak hal yang berubah dalam hidupku. Saat SMA saya memutuskan untuk memakai
jilbab. Tidak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk memakai jilbab sebelumnya.
Pada awal mulanya aku memakai jilbab karena saya bernazar jika saya diterima di
sekolah favorit aku akan memakai jilbab. Dan benar saja aku diterima di salah
satu sekolah favorit. Memang pada awal memakai jilbab rasanya berat sekali.
Panas, berat, dan tidak bisa bebas itulah yang ada dalam pikiranku saat memakai
jilbab pertama kali. Tetapi dengan berjalannya waktu aku mulai menikmati
hijabku. Meskipun masih setengah- setengah jilbabnya. Pada saat- saat tertentu
saja aku memakai jilbab, misalnya pada saat bersekolah dan pada saat pergi
bersama teman- teman SMA. Tetapi jika pergi tidak bersama teman SMA aku tidak
memakai jilbab.
Pada saat SMA
ada hal menarik yang aku dapatkan. Pengalaman- pengalaman baru juga aku
dapatkan. Mulai pada saat masa orientasi siswa atau MOS dan penerimaan tamu
amalan atau PTA. Merupakan pengalaman pertama yang aku dapatkan sewaktu sekolah
di SMAN 2 Rambah Hilir. Pada saat MOS aku mulai berkenalan dengan teman- teman
baru. Pada saat ini pula aku mempunyai kenalan baru yang duduk satu bangku
denganku. Dia bernama Desiva. Desiva orangnya baik banget selain itu dia juga
pinter. Dia memiliki postur tubuh gendut. Kemudian pada saat PTA juga merupakan
pengalaman pertama yang juga mengesankan. Kami melakukan kemah satu hari satu
malam. Pada saat PTA aku mendapat hukuman dari kakak- kakak bantara karena kaos
kakiku kurang panjang.
Diawal belajar
di sekolah tersebut kami bertemu dengan banyak guru-guru mulai dari guru yang
dianggap paling galak sampai guru yang dianggap paling santai. Guru yang paling
ditakutkan adalah guru mata pelajaran Agama beliau bernama bu Umroh. Memang
beliau disiplin sekali, selain itu tegas dalam hal pakaian. Jilbabpun juga
diatur. Kita diwajibkan memakai jilbab yang besar dan tebal selain itu juga harus menutup dada. Memang
pertama kami agak takut tapi lama- kelamaan kami sudah terbiasa dengan beliau.
Pada
saat kenaikan kelas merupakan saat yang paling mendebarkan. Bagaimana tidak
saat inilah penentuan apakah aku masuk kelompok IPA atau IPS. Alhamdulillah aku
masuk di grup IPA. Aku masuk di kelas XI IPA 2. Di kelas IPA 2 ini aku
mendapatkan teman- teman baru kembali. Di kelas ini juga aku bertemu dengan
pacar keduaku. Dia bernama Avif Prasetya Ardiansah tetapi lebih dikenal dengan
RT. Keakraban kami dimulai pada saat kami satu kelompok dalam pembuatan film
pada pelajaran Bahasa Inggris. Karena setiap hari kita bertemu dan sering
diantar pulang dia menambah kedekatan kita. Avif adalah ketua kelasku di kelas
XI IPA 2. Dia memiliki sifat baik, bijaksana, penyabar, dan memiliki jiwa
pemimpin. Karena sifat- sifatnya tersebut yang membuatku jatuh hati kepadanya.
Waktu pasaran kami tidak lama seperti pacaranku sebelumnya kami hanya mampu
bertahan enam bulan. Menurutku dia sabar sekali karena selama enam bulan jadian
kami sudah beberapa kali putus.
Sebenarnya
tidak ada niatan aku jadian dengannya. Ternyata sebelum denganku Avif sudah
terlebih dahulu akrab dengan Kiki teman satu kelasku. Mereka hampir saja jadian
jika saja Avif tidak bertemu denganku. Mungkin aku bisa dianggap sebagai
pengganggu hubungan mereka. Tetapi untung saja Kiki tidak marah denganku. Dia
tetap menjadi teman baikku di kelas. Meskipun aku dan Avif satu kelas tetapi
kami tidak pernah pacaran pada saat sekolah. Untuk kebersamaan kami ada waktu
tersendiri yaitu pada saat libur sekolah.
Avif
pernah mengikuti Paskibraka di kabupaten. Dan dia mendapatkan uang yang lumayan
dari Paskibraka tersebut. Kemudian dia mentraktirku dengan teman- teman yang
lain. Kami ditraktir di rumah makan Maria. Di sana dijual bakso dan mie ayam.
Kami tidak berani memakan bakso di sana karena memang pemilik dari warung
tersebut adalah orang Cina takutnya jika daging yang digunakan tidak daging
halal. Tanpa pikir panjang aku dengan teman- teman yang lain memesan semangkok
mie ayam dan segelas es jeruk. Perutku yang sudah keroncongan membuatku sudah
tidak sabar untuk memakan pesananku. Dengan sangat kagetnya pesanan yang datang
mie ayam hanya menggunakan sumpit dan sendok. Di sana tidak disedikan garpu.
Alhasil stres yang aku dapatkan karena aku tidak bisa makan dengan sumpit.
Karena malu jika harus makan mie ayam menggunakan sendok akhirnya aku
memutuskan untuk tidak makan. Dengan alasan sudah kenyang aku hanya minum es
jeruk saja. Melihat teman- teman yang lain dengan lahapnya makan mie ayam,
sungguh batin ini rasanya tersiksa karena sebenarnya perutku sudah lapar
banget.
Setelah
putus dengan Avif aku dekat dengan pacar dari temanku. Dia bernama Lingga
sedangkan temanku bernama Yani. Mereka sudah dua tahun pacaran. Tetapi karena
kehadiranku mereka menjadi putus. Tidak ada niatan aku untuk merebut Lingga
dari Yani karena memang pertama aku tidak mempunyai perasaan apapun dengan
Lingga. Tetapi dengan berjalannya waktu ada sedikit perasaan cinta dengan dia.
Sering dia menyatakan cinta kepadaku tetapi aku selalu menolaknya dengan alasan
untuk konsen dengan ujian terlebih dahulu. Tetapi ketika mendekati ujian dia
menghilang entah ke mana. Dia tidak pernah menghubungiku bahkan nomor
telefonnyapun tidak aktif. Aku berusaha melupakan Lingga dan konsen dengan
ujian yang akan aku jalani.
Dengan
menghilangnya Lingga aku dekat dengan Wawan teman SDku dulu. Setiap malam Wawan
selalu menelfonku. Kami sering curhat tentang masalah kita sehari- hari. Aku
bangga sekali dengan Wawan. Wawan merupakan anak yatim dan dia harus menjadi tulang
punggung dikeluarganya. Akhirnya dia merantau ke kota Bandung. Di sana pada
awal mulanya dia bekerja sebagai buruh angkut di salah satu toko buah besar.
Tetapi dengan kerja kerasnya sekarang dia menjadi manager di sana. Ada sebuah pengakuan dari Wawan yang benar- benar
membuatku tercengang. Di masa- masa buruknya dia pernah menjadi pencopet. Dan
dia mengakui itu dengan penuh penyesalan. Sekarang dia berubah menjadi
seseorang yang bijaksana dan pekerja keras. Selama kedekatan kami ada sebuah
pengakuan yang membuatku terharu. Ternyata dia memendam rasa suka selama 10
tahun kepadaku. Sejak SD dia suka kepadaku tetapi dia tidak cukup berani untuk
mengungkapkan itu. Tetapi pada saat dia mengungkapkan perasaannya kepadaku
bukanlah waktu yang tepat. Karena selain mendekati ujian akupun juga tidak
mempunyai perasaan cinta kepadanya.
Di
SMA juga selain pengalaman menyenangkan pengalaman menyedihkanpun aku dapatkan.
Aku mengatakan bahwa pada saat itu adalah hari kehancuranku. Di kelas XII hasil
belajarku menurun drastis. Yang biasanya aku masuk dalam 10 besar tatapi kini
di kelas XII 20 besarpun tidak masuk. Aku sangat takut dengan kondisiku apalagi
sudah mendekati ujian akhir. Untung saja aku mempunyai guru yang sangat baik,
beliau bernama Ibu Sriatun. Bu Atun begitulah kami biasa memanggilnya. Guru
pengampu mata pelajaran matematika tersebut dengan telaten menemaniku untuk
curhat. Segala perasaan dan permasalahan semua aku ungkapkan dengan Bu Atun.
Dengan adanya bu Atun semua dapat meringankan bebanku selama ini. Bu Atun
selalu menyemangatiku untuk lebih giat belajar dan selalu berdoa semoga aku
diberi kemudahan oleh Allah SWT. Bu Atun tidak pernah aku lupakan berkat beliau
saya bisa seperti ini.
Di
tengah- tengah menuju ujian aku sedang dekat dengan temanku SMP yang bernama
Ade. Kami bertemu kembali pada saat sedang meminta doa restu kepada guru- guru
SMP setelah tiga tahun tidak bertemu. Ada yang berubah dari dirinya sekarang
dia bertambah tinggi, tambah gemuk, dan tambah putih. Berbeda dengan dulu dia
hanya mempunyai badan tinggi dan kurus. Aku kaget sekali sewaktu pertama kali
dia melihatku dia langsung menyalamiku. Kemudian setelah pertemuan itu kami
mulai dekat. Kita sering membahas materi ujian bersama, sering bercanda dan
membahas masa- masa SMP dulu. Dia begitu perhatian denganku. Dia selalu
menanyakan aku apakah aku sudah makan atau belum. Padahal tidak pernah
sebelumnya ada cowok yang sebegitu perhatiannya denganku. Dia memang anak rajin
dan pintar. Saya sering belajar darinya.
Semakin
hari kita semakin dekat. Suatu hari dia mengakui jika dia suka kepadaku sejak
pertama kali bertemu sewaktu SMP. Dia memendam rasa tanpa berani mengatakan
kepadaku selama enam tahun. Bahkan sampai saat itupun dia masih memendam perasaan
cinta kepadaku. Tetapi kita bertemu disaat yang tidak tepat. Karena dia sudah
mempunyai pacar bernama Yuni yang merupakan
teman sekelasnya. Awalnya aku tidak berniat jadian dengannya. Kita hanya
menjadi teman dekat. Tetapi karena kedekatan kami, suatu hari dia memberanikan
diri menyatakan cintanya kepadaku. Dia mengakui jika dia sudah putus dengan
Yuni. Tentu saja aku langsung menerimanya. Karena sebenarnya akupun ada rasa dengannya.
Dan tanggal 2 Mei 2013 akhirnya kami jadian.
Pada
saat kelulusan SMA adalah saat- saat yang paling membahagiakan. Puas rasanya
setelah usahaku selama ini terbayar dengan predikat lulus dan selembar ijazah.
Tetapi setelah berselang beberapa hari setelah kelulusan merupakan saat yang
paling membingungkan dalam hidupku. Semua cowok yang pernah dekat denganku
kembali menanyakan janjiku kepada mereka. Lingga yang dulu menghilang sudah
kembali lagi, serta Wawan juga menanyakannya. Jujur aku bingung harus bagaimana
tetapi hatiku sudah kumantapkan untuk memilih Ade. Karena memang sebelumnya aku
sudah jadian dengan Ade.
@ Masa Kuliah
Setelah
kelulusan SMA sama seperti siswa- siswa lain yang sibuk mencari perguruan
tinggi maka begitupun denganku. Ada banyak perguruan tinggi yang aku incar
untuk aku daftar. Sebenarnya sebelum kelulusan aku sudah diterima di beberapa
universitas swasta yang ada di Indonesia. Yang pertama aku sudah diterima di
UNISULA jurusan kedokteran. Yang kedua aku sudah diterima di UNAND jurusan
pendidikan biologi. Aku mendaftar di kedua universitas tersebut melalui jalur
PMDK. Tetapi kedua orang tuaku tidak menyetujuinya. Kedua orang tuaku
menginginkan aku untuk kuliah di jurusan Pertanian dikarnakan ayahku adalah
alumni mahasiswa pertanian yang sekarang juga bekerja pada Dinas Pertanian
Rokan Hulu. Aku sempat marah dengan kedua orang tuaku karena memaksakan
keinginannya kepadaku. Aku benar- benar tidak suka mengambil jurusan Pertanian
karena memang pada dasarnya aku tidak mempunyai niatan untuk menjadi seorang
Ahli Pertanian. Pada saat itu aku bentrok dengan kedua orang tuaku selama
seminggu aku tidak berbicara dengan mereka. Hingga suatu hari ada pengumuman
aku tidak lolos pada saat SNMPTN. Akhirnya aku menuruti keinginan kedua orang
tuaku untuk mengambil jurusan Agroteknologi di Fakultas Pertanian Universitas
Islam Riau, Pekanbaru, Riau.
Pada
saat itu aku merasa seperti sebuah robot. Aku sempat tidak mempunyai semangat
hidup lagi karena aku menganggap buat apa aku hidup jika yang ku lakukan adalah
keterpaksaan saja tanpa sedikitpun aku menginginkan. Aku seperti robot saja
yang harus patuh disuruh- suruh dan harus mau untuk dijadikan apa saja. Bunuh
diri sempat terlintas dipikiranku, aku sudah tidak tahan lagi bahkan orang
luarpun sudah ikut campur dalam menentukan masa depanku. Ini adalah masa
depanku sendiri aku yang mengalami, aku yang merasakan tetapi kenapa semua ikut
campur.
Ketika
merasakan kekacauan di dalam diriku tidak satupun orang yang bisa ku jadikan
tempat curahan tempatku mengadu. Tidak ada seorangpun yang merasakan hancurnya
hidupku. Hanya Allahlah yang senantiasa mendengarkan segala keluh kesahku.
Ketika ku ingin mengakhiri hidupku ku ingat seseorang yang slalu ada didalam
hatiku. Seseorang yang selalu menghiburku. Seseorang yang selalu membuatku
senyum. Jujur saja aku tidak ingin meninggalkannya, hingga ku memutuskan untuk
mengikuti segala permainan dan keinginan dari kedua orang tuaku. Ku berharap
semoga aku kuat dan aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku
Pada
saat mendaftar aku tidak begitu ikhlas dan aku berharap aku tidak diterima di IUR.
Tetapi Ade selalu menyemangatiku, dia selalu menasehatiku untuk selalu menuruti
kedua orang tuaku dan aku juga tidak boleh mengecewakan kedua orang tuaku. Pada
tanggal 6 Juni 2014 tes tertulis penerimaan mahasiswa baru di UIR Pekanbaru
dilaksanakan. Dengan hati berdebar-
debar aku mengikuti tes tertulis. Akhirnya pukul 11.00 waktu mengerjakan selesai. Setelah mengikuti tes akupun menuju
tempat kos saudaraku. Pada saat makan siang tiba- tiba telefonku berdering.
Panggilan dari private number telah
masuk. Pada saat telefon aku angkat terdengar suara seorang cewek dengan suara
khas serak- serak basah terdengar dengan kata- kata yang memekakkan telinga.
Kata- kata yang membuatku benar- benar terjatuh dan tak ada harapan lagi. Kata-
katanya tajam bahkan lebih tajam dari pisau seorang koki. Benar- benar mimpi
buruk dalam hidupku dan tak pernah aku mempercayai semua ini akan terjadi
kepadaku.
Panggilan
telfon tersebut adalah dari Yuni. Ternyata Yuni masih jadian dengan Ade. Betapa
runtuh dan hancurnya hatiku yang selama ini mulai aku bangun kembali. Kekokohan
hatiku telah musnah dan tak tersisa lagi. Tenyata selama ini Ade telah
membohongiku dia mengaku sudah putus dengan cewek yang bernama Yuni tetapi
ternyata mereka masih jadian. Dan parahnya lagi pada saat Yuni mencaci maki
aku, tak sedikitpun Ade bergeming untuk membelaku.
Aku sudah
sangat kecewa dengan Ade. Hingga aku memutuskan untuk tidak berhubungan lagi
dengannya. Tidak ingin mengenalnya. Tetapi semakin aku ingin melupakannya hati
ini semakin rindu padanya. Semakin ku ingin membencinya hati ini semakin cinta
padanya. Aku bingung aku harus bagaimana? Jujur memang aku masih sangat sayang
dan cinta padanya tapi aku harus menerima kenyataan jika dia bukanlah untukku.
Hari-hariku
selanjutnya ku lalui dengan semangat baru tanpa ada dia disampingku. Aku sadar
walau bagaimanapun aku harus bangkit. Aku tidak boleh terlihat lemah. Ni’mah
adalah seseorang yang kuat. Hari-hari tanpanya adalah hari yang sangat
membosankan tak ada canda, tak ada tawa, tak ada senyum, dan tak akan ada
kata-kata romantis yang kudengar kembali. Dan aku harus berjuang sendiri tanpa
ada yang menyemangati aku. Benar- benar sendiri.
Pada tes hari
kedua aku berkenalan dengan seorang teman baru. Dia bernama Yani yang sekarang
menjadi teman satu kelasku. Meskipun kita baru bertemu tetapi kami sudah sangat
akrab. Bahkan kita sudah menceritakan pengalaman pribadi kita masing- masing.
Pada saat tes wawancara ada yang mengingatkan aku pada Ade. Karena ada seorang
teman sekelasku yang bernama Ade. Sempat terlintas dipikiranku. Bagaimana
keadaan Ade sekarang? Dimanakah dia sekarang? Sedang apakah dia sekarang?
Bersama siapakah dia? Sudah makankah dia? Masih ingatkah dia denganku? Tetapi
aku berusaha menghilangkan itu semua. Aku berusaha fokus pada tes kedua ku.
Saat- saat yang
paling aku tunggu akhirnya datang juga. Hari pengumuman penerimaan mahasiswa barupun
tiba. Dengan hati yang deg-degan aku mencari hasil pengumuman tersebut di
mading universitas tersebut. Dengan tak terduga ternyata aku diterima menjadi
mahasiswa baru di Agroteknologi Pertanian UIR Pekanbaru.
Seiring
berjalannya waktu hubunganku dengan Ade kembali membaik. Setelah pengumuman
tersebut aku mulai disibukkan dengan beberapa kegiatan di kampus. Mulai dari PMB
Universitas, PMB Fakultas, PMB Jurusan, dan Pendidikan Karakter. Sehingga aku harus
bolak- balik Pekanbaru – Rokan Hulu. Dalam perjalanan pulang aku sering pulang
bersama Ade. Karena pada saat itu Ade juga melakukan pendaftaran di AKMIL. Kita
seperti saat dulu tapi memang ada sedikit perasaan canggung dalam diriku. Aku
selalu memberinya semangat.
Dan ketika
suatu hari aku pulang bersama dengannya seperti biasa candaan dan tawa terus
mengiringi perjalanan kami. Di tengah- tengah candaan sempat membuatku benar-
benar sakit, ternyata orang yang selama ini aku anggap benar- benar hanya
untukku ternyata tidak hanya untukku. Ternyata dia masih berstatus pacar dengan
Yuni. Ya Allah benar- benar hati ini hancur. Tak ku sangka dia tega
melakukannya padaku. Kenapa dia berani mendekati aku? Disaat dia masih
mempunyai hubungan dengan orang lain. Aku benar- benar tidak percaya dengan
semua ini. Tapi aku mencoba menerima dengan ikhlas, aku juga harus sadar diri
siapa aku sebenarnya. Memang hati ini hancur tapi aku berusaha menutupinya jangan
sampai dia tau betapa remuk dan hancurnya aku. Aku hanya bisa menunggu karena
aku percaya dengan berjalannya waktu jika memang dia terbaik untukku pasti dia
akan kembali padaku.
Suatu hari
setiap pagi telfon berdering terus tetapi lagi- lagi dengan private number . Ternyata itu adalah
telfon dari seorang perempuan yang benama Yuni. Yuni bilang jika dia ingin
berteman denganku. Setiap hari banyak yang kita bicarakan. Mulai dari makanan,
perguruan tinggi, meteri pelajaran sekolah, liburan dan masih banyak lagi.
Memang ada sedikit keanehan yang terjadi. Dulu dia sangat membenciku karena dia
berfikir jika aku merebut Ade dari tangannya. Dia sering bilang jika aku harus
menjauhi Ade. Tapi jujur aku tidak bisa jika harus menjauhi Ade.
Suatu hari ada
kabar ku dengar bahwa mereka telah putus. Ade juga mengabariku jika dia dan
Yuni telah putus. aku sempat berpikir kenapa setiap kisahku aku selalu menajdi
orang ketiga diantara mereka. Dari mulai pacar pertamaku hingga sekarang aku
selalu dicap perebut cowok orang. Padahal aku tidak berniat merebut mereka.
Mereka sendiri yang mendatangiku. Dia bercerita jika selama ini Yuni telah
menghianatinya. Dia selingkuh dengan orang lain. Mungkin itu adalah balasan untuk Ade karena dia
juga menghianati cinta Yuni.
Entah aku harus
senang atau sedih dengan putusnya mereka. Selama itu Ade berusaha meyakinkan
aku jika dia memang benar- benar mencintaiku. Dia berusaha meyakinkan jika dia
adalah yang terbaik untukku. Akhirnya pada tanggal 2 September 2014 Ade datang
ke rumahku dengan membawa sebuah boneka, foto, kalung dan cokelat. Senang
sekali rasanya sewaktu Ade meyakinkan aku. Akhirnya kamipun jadian kembali dan
berjalan hingga sekarang.
Ade adalah
orang yang sangat romantis. Dia sering mengirim puisi- puisi indah sebelum tidur.
Dia juga sering menyanyikanku lewat telfon. Dan pengalaman yang paling romantis
ketika aku bersamanya adalah ketika dia mengajakku keluar di malam hari. Dia
mengajakku ke suatu tempat yang begitu indah. Kita bisa melihat bintang dengan
leluasa. Pada saat aku menikmati bintang tiba- tiba dia mengambil gitar yang
dibwanya yang kemudian dipetiknya dan dia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul
“Karena Ku Sayang Kamu”. Pada saat itu aku menyandarkan kepalaku di pundakku.
Pada saat itulah kejadian yang paling mengesankan bersama Ade. Tetapi dia juga
orangnya cemburuan sekali. Dia sering marah jika dia tahu aku boncengan dengan
temanku laki- laki. Padahalkan kami hanya berteman. Dan dia juga marah jika aku
chating dengan temanku di facebook.
Bersama Ade
banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan. Mulai dari ditinggal beberapa bulan
tanpa komunikasi karena memang dia harus melakukan pendidikan di AKMIL. Pada
saat itu aku benar- benar sepi tidak seperti biasanya. Hanya teman- temankulah
yang selalu menemaniku. Biasanya setiap pagi ada yang membangunkanku tetapi
pada saat itu dia tidak pernah sms aku. Setelah dari pendidikan rasanya Senang
sekali tetapi juga sedih karena dia harus ditugaskan di luar Jawa tepatnya di
Balik Papan. Ketika aku tahu dia akan tinggal jauh sebenarnya aku tidak ikhlas
tetapi harus bagaimana lagi aku harus mendukungnya demi sebuah tugas yang ada
di pundaknya.
Kata orang long distance relations Ship atau LDR
itu sulit. Memang begitulah yang aku rasakan. Tetapi karena sudah terbiasa
dengan LDR aku tidak begitu mempermasalahkannya. Kepercayaan dan keyakinan
selalu aku utamakan. Meskipun ada sedikit kekhawatiran dalam hidupku tetapi aku
berusaha untuk menyingkirkannya. Aku percaya dan yakin Ade tidak akan
mengecewakanku. Semenjak dia ditugaskan di luar Jawa baru dua kali aku bertemu
dengannya. Yang pertama pada saat Idul Fitri dan kemarin pada saat dia
mengambil cuti. Waktu yang sempit untuk bertemu aku gunakan sebaik mungkin.
Meskipun sudah lama tak bertemu Ade tetap seperti dulu romantis.
Pada tanggal 25
September 2014 aku bertemu dengannya. Aku bela- belain cuma sehari pulang untuk
bertemu dengannya. Di tengah pertemuan kami dia melakukan hal yang paling
romantis. Dia bernyanyi sambil berlutut di depanku dengan membawa sebuah gitar.
Pada saat itu dia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “ Cinta Terbaik” dengan
tatapan yang begitu dalam dia memandangku. Setelah itu berdiri dan mencium
tanganku sambil berkata i Love u. Itulah
terakhir aku bertemunya. Sampai sekarang kita belum pernah bertemu kembali.
Sudah 1,2 tahun kita menjalin hubungan. Banyak harapan dan impian aku
rencanakan dengan Ade.
Orang tua kami
memang sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Ade. Dari tiga kali pasaran,
baru Adelah orang pertama yang aku ceritakan kepada orang tuaku dan aku
kenalkan kepada mereka. Mereka memang pada awalnya suka dengan Ade. Tetapi
setelah tahu pekerjaan Ade yang sebagai seorang TNI bapakku berubah pikiran.
Dahulu bapak senang sekali dengan Ade tetapi sekarang beliau agak tidak suka.
Beliau mempunyai pikiran jika seorang TNI akan pergi jauh apalagi sekarang Ade
memang ditugaskan di luar Jawa. Tetapi untung saja ada ibu. Beliau selalu
mendukungku dengan Ade. Ibu memang sudah suka dengan Ade.
Aku memang di
lahirkan dari orang Jawa. Aku harus tinggal di lingkungan yang tumbuh berbagai
macam aturan adat yang kental. Memang aturan adat tidak ada yang berani
melanggarnya karena apabila aturan tersebut dilanggar akan berakibat buruk. Di
Jawa memang ada aturan yang mengatur tentang jodoh. Semua orang yang ingin
mengarah ke arah pernikahan pasti akan memperhitungkan hal ini. Tidak
terkecuali dengan aku. Keluargaku terutama nenekku sangat memperhitungkan hal
itu untuk hubunganku dengan Ade. Dan naasnya aku dengan Ade diperhitungkan
tidak jodoh. Apabila aku dengan Ade tetap melanjutkan hubungan kami justru itu
akan menjadi boomerang untuk kami. Salah satu dari orang tua kami pasti akan
ada yang meninggal. Memang aneh dengan aturan seperti itu. Mana mungkin umur
seseorang ditentukan oleh ramalan dari sebuah adat. Tetapi itulah kenyataan
yang harus aku alami. Dari sebuah ramalan tersebut alhasil semua keluargaku
melarang aku jika aku masih mempertahankan Ade. Sampai sekarang aku masih belum
bisa menerima adanya adat tersebut. Dan untung saja adanya adat ini tidak menggoyahkan
hubunganku dengan Ade. Sampai sekarang aku masih terus berusaha meyakinkan keluargaku terutama kedua
orang tuaku.
Masa kuliah
merupakan masa yang menyenangkan bagiku. Aku bertemu dengan teman- teman baru.
Mereka memiliki keunikan- keunikan sendiri. Dengan berbeda logat dari berbagai
daerah menambah keunikan tersendiri. Kami saling belajar adat dan kebiasaan
yang ada dimasing- asing daerah.
Jujur saja aku
lebih senang dengan teman- teman kuliah sekarang dari pada waktu aku masih SMA.
Teman- temanku sewaktu SMA memiliki sifat individualis. Mereka hanya akan
peduli dengan teman apabila mereka sedang butuh. Mungkin karena itulah sekarang
sifatku juga agak individualis. Pertama kali aku kuliah di Agroteknologi
Pertanian UIR, memang aku bertindak individualis. Ketika temanku meminta
bantuan ketika tes aku tidak mau memberinya bantuan. Aku mempunyai prinsip
karena ini adalah usahaku sendiri jadi aku yang akan menikmatinya sendiri.
Tetapi karena sekarang karena aku akrab dengan teman- teman yang lain aku sudah
agak menghilangkan keburukanku tersebut. Selain itu aku aku pernah ditegur oleh
salah satu teman kuliahku jika aku masih seperti anak kecil. Belum bisa
menghargai teman. Karena kata- kata dari temanku tersebut sekarang aku sudah
bisa merubah sifatku. Sekarang aku sudah peduli dengan teman- temanku. Teman-teman
kuliahku sekarang lebih asyik jika diajak bercanda. Kita selalu mengutaman
kebersamaan kami.
Masa kuliah
adalah masa yang paling mengubah hidupku. Pada masa kuliah adalah pertama
kalinya aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku. Aku memang anak yang manja
dengan kedua orang tuaku. Segala sesuatu aku selalu bergantung dengan mereka.
tetapi sekarang aku harus berpisah dengan mereka. Aku harus hidup di rumah
kedua orang tuaku yang dijadikan kos-kosan sederhana di kawasan Gading Marpoyan
karena memang rumahku jauh dari kampus. Pada awal mula aku kos rasanya menyiksa
sekali. Setiap hari aku kangen dengan kedua orang tuaku. Aku selalu
membayangkan jika aku di rumah. Setiap hari kedua orang tuaku selalu menyiapkan
segala keperluanku tetapi saat ini aku harus menyiapkan sendiri segala
keperluanku. Setiap subuh ibu selalu membangunkanku untuk sholat tetapi
sekarang tidak ada lagi suara ibu yang selalu mengomel karena aku bangun
kesiangan. Dahulu aku sering marah karena ibu selalu memarahiku jika aku bangun
terlambat. Tetapi sekarang aku menyesal telah marah jika dibangunkan ibu.
Sekarang aku berubah menjadi lebih dewasa. Aku menjadi lebih mandiri. Segala
sesuatu sudah aku lakukan sediri. Aku sudah tidak pernah menggantungkan hidupku
dengan orang lain.
Chapter Six :
Yang Terpenting
Berbicara
masalah orang yang penting dalam hidupku ibu adalah salah satu orang yang
paling penting dalam hidupku. Ibu karena beliau adalah wanita yang melahirkanku.
Selama 11 bulan aku tinggal dirahim ibuku. Ibuku adalah sosok orang yang paling
menyayangiku dan mengasihiku. Setiap saat beliau selalu mengingatkanku untuk
sholat. Ibulah orang yang selalu mendukungku untuk sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi. Meskipun kami dari orang yang tergolong sederhana tetapi ibu
selalu menyisihkan uangnya untuk biaya sekolahku. Setiap aku pulangpun ibu
selalu menasehatiku supaya aku tidak ikut terpengaruh dengan kehidupan di kota.
Dalam hidupku ibulah orang yang paling memanjakanku.
Selain ibu ada
bapak yang menjadi orang terpenting dalam hidupku. Meskipun bapak mempunyai
sifat keras tetapi beliau mempunyi sifat penyanyang, penyabar, dan pekerja
keras. Nenek dan kakek juga merupakan orang terpenting dalam hidupku. Selama
kuliah ini nenek dan kakekkulah yang membayarkan biaya kuliahku.
Sahabat-
sahabat yang selama ini dekat denganku juga merupakan orang yang terpenting
dalam hidupku. Aku tidak bisa hidup tanpa mereka. Mereka memberikan warna
tersendiri dalam hidupku. Setiap hari ku lukiskan kisahku bersama mereka di
selembar memori yang tak akan pernah bisa usang. Bagiku sahabat seperti mata
dan tangan. Meskipun jarak antara mata dan tangan itu jauh tetapi mereka saling
membantu satu sama lain. Mata akan mengeluarkan air mata apabila tangan terluka
meski mata tidak merasakan sakit dan tangan akan menghapus air mata ketika mata
menangis. Begitupun dalam sebuah persahabatan, antar satu teman dengan teman
yang lain akan saling membantu, melindungi, dan saling merasakan. Sahabat
adalah tempat berbagi senang maupun sedih, manis maupun pahit, dan tempat untuk
berbagi tawa.
Jika ada yang
bilang pacar adalah segalanya tetapi menurutku itu salah. Aku akan lebih
memilih teman dan sahabat. Memang benar kata orang mencari sahabat tidak
semudah mencari pacar. Mencari sahabat seperti mencari sebuah jarum di antara
tumpukan jerami. Oleh karena itu aku akan menjaga baik- baik sahabatku. Tak
akan pernah aku lukai sedikitpun perasaan sahabatku.
Pacarku saat
ini juga akan menjadi orang terpenting dalam hidupku. Aku memiliki sifat yang
semangat memang karena pengaruh dia. Dia yang selalu memotivasi aku. Dia yang
selalu menyuruhku untuk belajar. Dia juga yang mengajarkanku untuk menjadi
seseorang yang rajin.
Chapter Seven :
Inspirasi On
Dalam hidupku
ada bebarapa orang yang aku kagumi. Pertama aku kagum dengan Raditya Dika.
Entah kenapa aku kagum dengan dia. Padahal jika berbicara soal tampang dia
tidak begitu cakep. Yang aku suka dari Raditya Dika adalah gaya bicaranya.
Memang selain dia sebagai novelis dia juga sering melakukan stand up comedy. Gaya komedi yang dia
bawakan dalam bukunya selalu menarik perhatian. Aku bisa dikatakan sebagai
penggemar berat dari buku- bukunya. Dari buku pertamanya Kambing Jantan, Babi
Ngesot, Radikus Makan kakus, Marmut Merah Jambu hingga buku terakhirnya Manusia
Setengah Salmon. Semua buku yang ditulis oleh Raditya Dika pasti akan membuat
kita tertawa jika membacanya. Dari seorang Raditya Dika aku belajar bagaimana
menjadi seorang yang menyenangkan. Menjadi seseorang yang membuat senyum orang-
orang di sekitar.
Selain Raditya
Dika yang menjadi inspirasi dalam hidupku adalah B.J. Habibi, siapa yang tidak
mengenal beliau? Mantan presiden RI ke 3 ini sangat- sangat memberi contoh
kepadaku. Beliau dianugerahi otak jenius tetapi beliau bersikap rendah diri.
Beliau juga masih mempertahankan warga negaranya sebagai warga negara Indonesia
meskipun beliau memiliki kehidupan yang lebih baik di Jerman. Cinta bapak B.J.
Habibi dengan ibu Ainun juga memberi pelajaran kepadaku tentang arti cinta.
Saya banyak belajar dari kisah bapak Habibi dan ibu Ainun bagaimana cara
mencintai, cara menyayangi, cara berbagi, dan cara menjaga kesetiaan. Yang
paling membuat aku salut dari kisah beliau adalah ketika ibu Ainun
menghembuskan napas terakhirnya bapak Habibi masih setia berada di sampingnya.
Dari ketulusan bapak Habibi dan ibu Ainun aku belajar bagaimana cara mencintai
seseorang. Bagaimana cara berbagi dengan orang yang disayang. Dan belajar
tentang kesetiaan.
Chapter Eight :
Berbagi Itu Menyenangkan
Menarik
merupakan hal yang subyektif. Setiap orang pasti memiliki hal menarik yang
berbeda- beda. Begitupun denganku. Aku ditakdirkan menjadi seorang perempuan
yang memiliki jiwa sosial tinggi. Entah kenapa jika aku melihat orang yang
lemah, orang yang mempunyai kemampuan sosial di bawahku selalu aku sedih tidak
jarang hingga aku meneteskan air mata. Sering aku ditegur oleh kedua orang tua
dan teman- temanku ketika air mataku keluar saat aku melihat salah satu acara
di televisi swasta yang menayangkan kehidupan orang- orang yang terpinggir.
Menang belum banyak yang bisa aku lakukan untuk orang- orang di sekitarku yang
belum beruntung. Pernah aku membagi- bagikan kolak pada saat bulan puasa kepada
petugas kebersihan di sekitar jalan Kaharuddin Nasution yang dibantu saudara-
saudaraku. Memang berbagi merupakan hal yang paling menyenangkan.
Aku mempunyai
pengalaman yang sangat mengejutkan berkat berbagi dengan sesama. Pada saat
diadakan Pertanian Hijau Fair yang di sana terdapat sebuah
Olimpiade yang ditaja oleh teman-teman FKIP UR. Kelas ku, 1i fakultas pertanian
UIR juga turut andil dalam olimpiade tersebut. Akulah yang di tunjuk sebagai
penganggujawab yang di ikuti oleh kelasku. Tetapi itu merupakan hal yang berat
dan aku lakukan sendiri karena teman- teman yang lain sibuk dengan pameran
bioteknologi. Mulai dari membuat naskah, mengaudisi para pemain, hingga
pembuatan properti aku harus turun tangan sendiri. Pada saat itu aku mulai
lelah karena aku hanya dibantu oleh satu orang temanku saja yaitu Ian dan tak ada
satupun teman yang lain peduli dengan pertunjukan tersebut. Mereka semua sibuk
dengan bioteknologi. Ketika aku meminta bantuanpun mereka enggan untuk
membantu. Di situ aku mulai lelah, aku mulai putus asa karena aku merasa
bekerja sendiri padahal ini adalah perwakilan kelas yang seharusnya semua
anggota kelas dapat bekerja sama. Hingga tiba saat perlombaan. Pada saat
perlombaan juga aku harus menyiapkan sendiri properti- properti yang digunakan.
Sebelum perlombaan dimulai, saya bersama teman-teman yang lain sarapan terlebih
dahulu. Pada saat di warung tersebut aku melihat seorang ibu berada di depan
warung diantara tumpukan- tumpukan sampah. Ibu tersebut mengais- ngais sampah
dan memakan sisa makanan yang ada di tempat sampah. Sontak hatiku trenyuh melihat
hal tersebut. Tanpa sepengetahuan teman- teman yang lain aku membeli sebungkus
nasi dan seplastik es teh. Pada saat kembali ke tempat pertunjukan aku terlebih
dahulu menghampiri si ibu tersebut. Dan aku memberikan nasi bungkus dan es teh
tersebut supaya dapat dijadikan sarapannya. Aku juga berharap si ibu berhenti
mencari makanan di tempat sampah. Tetapi meskipun nasi sudah aku berikan si ibu tersebut tetap saja mengais-
ngais sampah. Pada saat aku kembali untuk berkumpul dengan teman- teman yang
lain, sang ibu tersebut melihatku sambil tersenyum. Senang sekali rasanya
ketika aku melihat senyuman si ibu.
Akhirnya perlombaan
di mulai. Hati mulai deg-degan ketika teman-tem,anku sedang mengikuti
perlombaan. Lega rasanya setelah perlombaan selesai. Ketika pemenang diumumkan
saat inilah saat yang paling menegangkan. Ternyata kelas 1i mendapat juara
pertama. Sontak akupun menjerit dengan senangnya akhirnya usahaku selama ini
terbayar sudah. Puas rasanya dengan usahaku selama ini meskipun tidak ada yang
membantu dan aku harus bekerja keras tetapi aku telah melakukan yang terbaik
untuk kelas 1i. Dan bioteknologi kelas 1i tidak mendapatkan juara apapun. Aku
mulai berpikir mungkin ini adalah berkat dari doa si ibu tersebut. Ini adalah
berkah dari kita berbagi. Allah akan mengganti hal yang kita beri untuk orang
lain dengan sesuatu yang sangat berharga.
Dari semua
pengalam hidup yang ada aku berusaha belajar menjadi seorang manusia seutuhnya.
Aku belajar tentang cinta. Aku belajar tentang hidup. Aku belajar tentang berbagi.
Dan aku belajar tentang sebuah ketegaran. Kehidupan akan membuat manusia
menjadi individu yang berbeda sesuai dengan sikap mereka terhadap kehidupan.
Aku percaya dengan sebuah petuah jika kita tidak selamanya ada di atas suatu
saat pasti akan ada si bawah dan sebaliknya. Aku terus berusaha bagaimana
mempersiapkan kehidupan pada saat ada di bawah agar tidak terjatuh lebih dalam
dan menyiapkan pada saat di atas supaya kita tidak tumbang dengan cara belajar
dari pengalaman dari kehidupanku sendiri.
Chapter Nine :
Kupu- kupu
Kupu kupu siapa
yang tidak mengetahui hewan indah ini. Dia mempunyai sayap yang berwarna-
warni. Dia bisa terbang bebas sebebas yang dia mau. Dia terbang membawa mimpi-
mimpi dalam hidupnya. Itulah kenapa aku menyukai hewan kecil ini. Aku ingin
menjadi seekor kupu- kupu yang terbang bebas. Begitupun aku, aku juga ingin
terbang tinggi membawa impian di masa yang akan datang.
Memang tak ada
yang tahu bagaimana kehidupanku di masa yang akan datang. Tetapi tak ada
salahnya jika kita mempersiapkan segala hal untuk dikehidupan yang akan datang.
Banyak hal yang aku rencanakan dalam hidupku. Banyak juga impian- impian yang
aku harapkan. Semua impian- impian yang aku lakukan semua untuk orang- orang
yang aku sayang. Untuk orang- orang yang membutuhkanku. Tak ada salahnya kita
bermimpi dan impianlah yang akan memberi motivasi kita untuk memperjuangkan
hidup.
Banyak hal yang
ingin aku lakukan pertama aku ingin mempunyai panti asuhan. Dari kecil aku
sudah memimpikan hal ini. Di panti asuhan ini aku ingin menampung anak- anak
yang kurang beruntung. Anak-anak yang tidak diharapkan kehadirannya. Anak- anak
yang tersisih dari orang- orang yang dicintainya. Aku tahu betapa sakitnya
menjadi anak yang tidak diharapkan. Memang mereka kurang beruntung di masa
kecil tetapi aku ingin menjadikannya orang yang beruntung di masa yang akan
datang. Aku ingin memberikan mimpi di setiap anak yang kurang beruntung.
Selain ingin
mendirikan panti asuhan, aku juga ingin mempunyai sebuah yayasan pendidikan.
Aku banyak melihat anak- anak yang tidak merasakan sekolah. Padahal sekolah
adalah hal yang penting dalam hidup mereka. Sekolah dapat dijadikan jalur untuk
mewujudkan impian- impian mereka. Alasan finansial sering dijadikan alasan
mereka untuk tidak sekolah. Ini sangatlah miris di usia belia mereka tidak
dapat menikmati rasanya sekolah. Usia mereka merupakan usia emas untuk
perkembangan mereka. Tetapi apa daya nasib berkata lain.
Aku ingin
sedikit merubah nasib mereka. Aku ingin memberi kesempatan mereka yang kurang
beruntung untuk merasakan sekolah tanpa di kenakan biaya sedikitpun. Aku ingin
mempunyai sekolah mulai dari SD, SMP sampai SMA. Selama aku hidup banyak
kenikmatan yang aku dapatkan dari sekolah. Mulai dari bertemu ilmu- ilmu baru,
guru- guru baru, hingga teman- teman baru. Aku ingin mereka merasakan seperti
yang ku rasakan.
***__“ The to End – The End ”__***
0 komentar:
Posting Komentar