Apakah blog saya membantu anda?

Apakah blog saya membantu anda?

Bantu saya untuk klik like ya...

Subscribe Now!

Kamis, 06 Februari 2014

Pernyataan Sensaional Tri Budiarto Deputi Penanganan Darurat BNPB dalam sebuah wawancara

Tri Budiarto
Bencana Sinabung masih lama, apa yang harus dilakukan pemerintah daerah?


Saya kira aktivasi pos komando kabupaten perlu terus lebih ditingkatkan dibandingkan hari ini. Terus koordinasi dan komunikasi dengan seluruh dinas, badan dan kekuatan ada di daerah. Semua ini harus dianggap sebagai proses edukasi. Tidak ada yang salah. Mari kita belajar dari empat bulan terakhir. Yang kira-kira nggak bagus, kita coba ubah.


Bagaimana dengan dana penanggulangan Sinabung dari pusat dan daerah?


Tepatnya hampir Rp 30 miliar dari pusat. Kalau daerah, tanya daerah sana.


Dana itu habis buat apa?


Saya kira banyak, mulai dari makanan, sarana pengungsian, untuk mendukung anak sekolah, kita antar jemput anak sekolah. Lalu untuk tenaga kerja, termasuk upah, dan lain-lain.

Hari ini yang masih bolong dalam penanganan Sinabung?


Barangkali yang amat prioritas menurut pandangan saya adalah menghilangkan kejenuhan. Kalau soal makan dan minum oke. Anda boleh datang, enak kok makanannya. Cuma jenuh saja. Dua tiga bulan di tempat orang nggak enak lah.


Soal relokasi bagaimana?


Nanti relokasinya dekat sekali, cuma tiga kilometer dari kampung lama mereka. Saat ini sedang dalam proses. Anggaran sudah kita sediakan, skenario sudah kita buat dan lahan 15 hektare sudah kita kongkretkan, tinggal menunggu sisanya. Masyarakat radius tiga kilometer sudah siap lahir batin, tinggal pelaksanaannya kita percepat. Kalau satu hal itu sudah lewat dan selesai, bisa mengurangi dan meringankan persoalan.


Dana untuk relokasi berapa dan dari mana?


Untuk rumah dan relokasi sekitar Rp 67 miliar. Saya kira itu cukup untuk membangun satu permukiman baik dan sehat sehingga membantu masyarakat meninggalkan tiga kilometer sesuai sudah direkomendasikan lama.


Pola relokasi rumah dan tanah sama dengan korban letusan Merapi di Yogyakarta?

Tanah itu tanah negara, lalu dibeli oleh kita, lalu kita bangun. Tanah milik masyarakat di radius tiga kilometer, biarkan tetap. Kalau memang tanah dia, tidak perlu mereka tidur di sana.

Kapan target dibangun?


Saya kira segera, tanggalnya belum tahu. Ini bukan persoalan hitam putih dan matematika.

Kenapa letusan Sinabung tidak jadi bencana nasional? Apa kriterianya?


Kita tidak usah terjebak dan berdebat dengan angka-angka. Kalau terjebak dengan angka-angka, kita nanti tidak punya sensitivitas. Ketika Pemerintah Kabupaten Karo menetapkan tanggap darurat Kabupaten Karo, provinsi masuk untuk membantu tanpa harus mengubah itu jadi status lain.


Jadi tidak perlu diubah?


Tidak perlu diubah, kita tetap masuk. Kita beri penguatan, beri pendampingan. Kita mengisi ruang kosong.


Keinginan ubah status bencana nasional mungkin karena anggaran daerah terbatas?


Ya tidak bisa diartikan begitu. Ini kewajiban kita. Nasional, provinsi dan kabupaten saling terkait. Blok-blok itu tidak bagus.


Artinya nggak harus ada status, kalau ada bencana semua wajib bergerak?


Ya dari dulu seperti itu. Kalau kita terjebak diskusi nasional atau daerah, nanti kaku dan tidak sehat.


Sinabung jadi bencana terlama untuk letusan gunung berapi. Apakah ini jadi contoh untuk menangani bencana di tempat rawan letusan gunung berapi?


Kami sudah paham, tiap gunung akan berbeda pada ruang dan waktu berbeda. Kita tidak bisa mengatakan saya jago di bidang Sinabung atau Merapi. Mereka punya karakternya. Persoalan gunung berapi adalah soal teknis. Tetapi dampak dari letusan gunung itu adalah masalah sosial.


Karena itu, pengetahuan soal sosiologi, teologi, politik dan komunikasi lokal, menjadi penting. Kalau soal gunungnya, ada ahlinya, pusat vulkanologi. Tapi bagi kami, bagaimana mengelola hati rakyat, itu persoalan kita.

0 komentar:

Posting Komentar